Mohon tunggu...
MASE
MASE Mohon Tunggu... Lainnya - Mochammad Hamid Aszhar

Manusia pembelajar. Pemimpin bisnis. Membangun kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Spiritualitas Puasa dan Produktivitas (Bagian 6)

28 Maret 2023   14:50 Diperbarui: 28 Maret 2023   17:47 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sejatinya musuh dan penghambat terbesar atas produktivitas, kesuksesan dan kebahagiaan hidup kita adalah diri kita sendiri, yang selalu kita bawa kemanapun berada. Musuh dan penghambat terbesar atas produktivitas, kesuksesan dan kebahagiaan kita adalah ego, keinginan dan hawa nafsu kita yang tidak bisa dikendalikan. Berpuasa memiliki pesan spiritual untuk mengikis, menghancurkan dan mengendalikan ego, keinginan dan hawa nafsu kita yang sering menjadi penghambat produktivitas, kesuksesan dan kebahagiaan kita. Berpuasa membuat jiwa kita seperti air samudera. Bila sikap kita seperti halnya air sebesar samudera, hati mampu menyucikan kontaminasi sampah-sampah emosi. Bila sikap kita seperti kuatnya air samudera, hati mampu melepaskan borgol energi negatif. Bila sikap kita seperti halnya air seluas samudera, kita tidak akan menyakiti, merugikan dan membuat orang lain dan alam menderita. Kasih kita jauh lebih besar daripada kemarahan atau kebencian. 

Berpuasa juga membuat kita mampu meletakkan ego dan mengambil keputusan secara sadar untuk melepaskan kebencian, marah dan dendam. Berpuasa sejatinya membebaskan kita dari rantai/borgol/belenggu/penjara ego, kesombongan, sakit hati, dendam, amarah, hawa nafsu dan kebencian. Berpuasa sejatinya membawa hidup kita pada ketenangan, kenyamanan, kedamaian, kebahagiaan, kesehatan, keselamatan dan keberlimpahan hidup. Bila berpuasa tidak membuat hidup kita bisa dengan mudah minta maaf dan memaafkan, tenang, nyaman, damai, bahagia, sehat, selamat dan berkelimpahan maka ada something wrong dalam puasa kita yang harus kita introspeksi dan evaluasi. 

Referensi :

Ibn Katsir, Ismail  (774 H) "Tafsir Alquran al-Adziim", Dar Alamiah (QS. 7 : 199) (QS 3 : 133-134) (QS 16 : 61,97) (QS 10 : 62) (QS 108 : 1-3)

Luskin, Frederic, Forgive for Good: A Proven Prescription for Health and Happiness,  HarperOne; Revised ed. edition (January 21, 2003) 

Nicholson, Reynold A. (2011) The Mathnawi of Jalaluddin Rumi, Suhail Academy

Rahutomo, Arif,  "Kitab Ilmu Vibrasi", Eska Publising, 2020

Enright, Robert D., Richard P. Fitzgibbons, Forgiveness Therapy An Empirical Guide for Resolving Anger and Restoring Hope, American Psychological Association, 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun