Mohon tunggu...
Wahyu Davi
Wahyu Davi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

hobi bermain musik, keseharian sebagai mahasiswa di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harga Pangan Menjelang Natal dan Tahun Baru 2023

13 Desember 2023   12:00 Diperbarui: 13 Desember 2023   12:03 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Natal dan tahun baru merupakan waktu yang dinanti-nantikan oleh banyak orang, pasalnya di momen ini masyarakat Indonesia menikmati liburan bersama keluarga dan sanak saudara. Selain itu, bagi umat agama Kristen dan Katolik ini merupakan hari raya yang sangat ditunggu karena dari momen hari raya ini menjadikan umat Kristen dan Katolik rukun dengan kemajemukannya. Adapun dari momen Natal dan Tahun Baru ini memberikan dampak bagi masyarakat sekitar karena harga sembako dan beberapa bahan pangan lainnya mengalami kenaikan harga. Sehingga menjadikan warga resah akan hal ini. Oleh karena itu diperlukan adanya peran pemerintah guna menjaga dan mengantisipasi kejadian seperti ini.

Isi

Harga bahan pangan pokok terpantau mengalami kenaikan pada saat masuk bulan Desember tahun lalu di tahun 2022. Tak hanya sembako, harga cabai rawit juga mengalami kenaikan harga pada saat itu.

Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan harga beras kualitas premium naik Rp 200 menjadi Rp 15.220 per kg. Padahal di tanggal 1 Desember masih di harga Rp 14.220 per kg.

Harga beras medium mengalami kenaikan Rp 60 menjadi Rp 13.260 per kg, sementara di tanggal 1 Desember masih di harga Rp 13.080 per kg.

Selain itu, harga cabai merah keriting naik Rp 1.160 menjadi Rp 73.220 per kg dan cabai rawit merah mengalami kenaikan juga sebesar Rp 520 menjadi Rp 89.580 per kg. Padahal di tanggal 1 Desember 2023 harga cabai merah keriting Rp 68.120 per kg dan harga cabai rawit merah masih berada di harga Rp 84.820 per kg.

Kemudian, terdapat juga kenaikan harga pada bawang merah naik sebesar Rp 650 per kg sehingga menjadi Rp 31.930 per kg. dan harga bawang putih juga naik sebesar Rp 210 per kg menjadi Rp 36.290 per kg. Padahal di tanggal 1 Desember 2023 harga bawang merah masih di angka Rp 27.290 per kg. dan harga bawang putih masih di angka Rp 36.080 per kg.

Adapun harga daging ayam terpantau mengalami kenaikan sebesar Rp 350 menjadi Rp 34.970 per kg dibandingkan harga pada 1 Desember 2023 kemarin masih di harga Rp 33.340 per kg.

Terakhir, harga gula konsumsi naik Rp 130 per kg menjadi Rp 17.410 per kg. dari harga Rp 17.280 Dan harga telur juga mengalami kenaikan Rp 370 menjadi Rp 28.610 per kg. dari harga Rp 28.240 per kg.

Sumber : https://money.kompas.com/read/2023/12/12/113000726/-update-harga-bahan-pokok-12-desember-2023-harga-beras-hingga-gula-naik

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melaporkan perkembangan inflasi saat menghadiri sidang kabinet paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara pada Senin (11/12).

Ia mengatakan, keadaan inflasi Indonesia masih cukup dapat diatasi pada level 2,9%. Akan tetapi Wamenkeu mempertegas kembali untuk sama-sama memantau inflasi harga bahan pangan agar tidak terjadi kenaikan.

Inflasi pangan butuh perhatian khusus terlebih lagi menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, dimana biasanya terjadi peningkatan permintaan beberapa produk bahan pangan.

"Apalagi menuju akhir Desember dimana Natal dan Tahun Baru juga biasanya meningkatkan permintaan atas beberapa produk-produk pangan," ucap Suahasil.

Adapun bentuk antisipasi, Ia mengatakan pihaknya secara khusus mengamati beberapa harga produk dan juga kesiapan stok terkait dengan beras, jagung, dan komoditas-komoditas lainnya.

Sumber : https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/42782/bahas-perkembangan-inflasi-minggu-ke-1-desember-2023-pemprov-kalteng-ikuti-rakor-inflasi-bersama-kemendagri

Presiden Joko Widodo menegaskan jikalau negara-negara di dunia saat ini, termasuk Indonesia dihadapkan pada kemungkinan naiknya bahan pangan dan energi yang terus menerus. Dengan adanya hal itu maka Presiden menerapkan beberapa kebijakan yang harus dijalankan di seluruh kota/kabupaten di Indonesia.

Seperti contoh Pemda Kota Bandung terus melakukan beberapa cara yang dirasa mampu untuk menekan inflasi, seiring tren kenaikan harga bahan pangan pokok di Indonesia.

Selain menerapkan kebijakan operasi pasar, terdapat pasar murah, dan juga Gerakan Pangan Murah. Tercatat, mulai awal tahun hingga Oktober 2023, inflasi tahunan di Kota Bandung berada pada posisi terendah se-Jawa Barat.

Tidak hanya dengan cara tersebut, Pemda Kota Bandung yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan langkah antisipasi terhadap komoditas lain penyumbang inflasi untuk terus diintervensi.

Selain itu, Kepala Badan Statistik (BPS) Kota Bandung, Samiran mengungkapkan, inflasi month to month (MtM) Kota Bandung pada Oktober 2023 sejumlah 0,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sejumlah 115,54.

Saat ini, TPID tengah fokus pada tujuh isu strategis pengendalian inflasi yang akan dihadapi Kota Bandung, yaitu :

1.Harga beras tetap tinggi di kualitas medium dan premium

2.Naiknya komoditas cabe merah besar dan cabe rawit merah

3.Memasuki musim penghujan

4.Melemahnya nilai rupiah

5.Naiknya suku bunga perbankan

6.Isu global geopolitik

7.Rencana penyesuaian tarif air minum, tarif parkir, dan Gas LPG 3 kg

Ia mengatakan TPID akan fokus pada 4 pengendalian inflasi pangan mulai dari lancarnya pendistribusian barang, harga-harga yang terjangkau, tersedianya pasokan dan komunikasi efektif.

Sumber : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/12/12/update-harga-pangan-di-di-yogyakarta-hari-ini-harga-bawang-naik-minyak-turun-selasa-12-desember-2023

Kesimpulan

Kenaikan harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan permintaan karena meningkatnya konsumsi selama musim liburan, distribusi yang terhambat, serta faktor eksternal seperti cuaca buruk yang memengaruhi produksi. Dampaknya adalah beban ekonomi bagi masyarakat, yang perlu diatasi dengan kebijakan yang mendukung stabilitas harga dan peningkatan produksi pangan.

Selain itu, faktor-faktor seperti fluktuasi nilai tukar mata uang, kenaikan biaya produksi, dan perubahan kebijakan pemerintah juga dapat memengaruhi harga pangan. Kondisi ini menunjukkan pentingnya koordinasi antara pemerintah, produsen, dan distributor untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan, terutama pada periode kritis seperti menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Perlu diadopsi strategi yang holistik, termasuk investasi dalam infrastruktur distribusi, dukungan terhadap petani, pengawasan terhadap praktik pasar yang tidak sehat, dan kebijakan yang mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Hal ini dapat membantu mengurangi fluktuasi harga pangan, sehingga masyarakat dapat merayakan perayaan dengan lebih stabil secara ekonomi.

Selain upaya pencegahan, perlu juga ditingkatkan langkah-langkah responsif dalam mengatasi kenaikan harga pangan yang tidak terhindarkan. Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan jangka pendek seperti subsidi pangan, distribusi pangan strategis, dan mengawasi praktik spekulatif yang dapat memicu lonjakan harga.

Selain itu, edukasi masyarakat tentang manajemen keuangan yang bijak dan diversifikasi konsumsi pangan dapat membantu mengurangi dampak kenaikan harga. Keterlibatan sektor swasta dan organisasi masyarakat juga penting dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan ini.

Secara keseluruhan, penanganan kenaikan harga pangan memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, produsen, distributor, dan masyarakat, agar dapat menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan.

Penulis :

M. Wahyu Davi P.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun