Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melaporkan perkembangan inflasi saat menghadiri sidang kabinet paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara pada Senin (11/12).
Ia mengatakan, keadaan inflasi Indonesia masih cukup dapat diatasi pada level 2,9%. Akan tetapi Wamenkeu mempertegas kembali untuk sama-sama memantau inflasi harga bahan pangan agar tidak terjadi kenaikan.
Inflasi pangan butuh perhatian khusus terlebih lagi menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, dimana biasanya terjadi peningkatan permintaan beberapa produk bahan pangan.
"Apalagi menuju akhir Desember dimana Natal dan Tahun Baru juga biasanya meningkatkan permintaan atas beberapa produk-produk pangan," ucap Suahasil.
Adapun bentuk antisipasi, Ia mengatakan pihaknya secara khusus mengamati beberapa harga produk dan juga kesiapan stok terkait dengan beras, jagung, dan komoditas-komoditas lainnya.
Presiden Joko Widodo menegaskan jikalau negara-negara di dunia saat ini, termasuk Indonesia dihadapkan pada kemungkinan naiknya bahan pangan dan energi yang terus menerus. Dengan adanya hal itu maka Presiden menerapkan beberapa kebijakan yang harus dijalankan di seluruh kota/kabupaten di Indonesia.
Seperti contoh Pemda Kota Bandung terus melakukan beberapa cara yang dirasa mampu untuk menekan inflasi, seiring tren kenaikan harga bahan pangan pokok di Indonesia.
Selain menerapkan kebijakan operasi pasar, terdapat pasar murah, dan juga Gerakan Pangan Murah. Tercatat, mulai awal tahun hingga Oktober 2023, inflasi tahunan di Kota Bandung berada pada posisi terendah se-Jawa Barat.
Tidak hanya dengan cara tersebut, Pemda Kota Bandung yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan langkah antisipasi terhadap komoditas lain penyumbang inflasi untuk terus diintervensi.
Selain itu, Kepala Badan Statistik (BPS) Kota Bandung, Samiran mengungkapkan, inflasi month to month (MtM) Kota Bandung pada Oktober 2023 sejumlah 0,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sejumlah 115,54.