Hal ini didukung dengan harga dan pembiayaan EBT yang kian menurun dibanding 1 dekade lalu, dimana saat itu harga untuk pemasangan pembangkit berbasis EBT masih sangat mahal. Hal tersebut dilatarbelakangi karena sulit untuk pembuatannya dan juga teknologinya masih terbatas.
- Energy Security: yaitu infrastruktur dan kemampuan energi tersebut haruslah menjanjikan, harus memenuhi supply and demand baik di masa kini dan masa depan. Apabila infrastrukturnya sudah cukup baik dan energi terbarukan tersebut sudah cukup menjanjikan, maka masyarakat juga akan merasa aman untuk mengaplikasikan energi terbarukan tersebut.
- Energy Equity: memiliki makna bahwa aksesibilitas dan keterjangkauan dalam pemanfaatan energi berkelanjutan penting untuk pemerataan segala kalangan masyarakat. Apabila hanya dapat dijangkau oleh sebagian kalangan saja, maka akan sulit untuk mencapai tujuan transisi energi nasional.
- Energy environmental: berati ketersediaan energi alam. Maksudnya adalah ketika mengetahui bahwa pada suatu daerah tersebut tinggi, maka sebaiknya memanfaatkan potensi tersebut. Hal tersebut penting untuk memenuhi permintaan pasar dan menjaga pasokan energi.
Tiga faktor tersebut sangat penting sebagai langkah awal memaksimalkan energi terbarukan. Apabila hanya condong ke salah satu faktor saja tanpa memperhatikan faktor lainnya, tentu akan terjadi ketidakseimbangan.
Yang pertama yaitu kemudahan akses energi, lalu yang kedua yaitu adanya transfer teknologi dengan negara lain, dan yang ketiga adalah kestabilan pasar. Apabila ketiga poin tersebut digabungkan menjadi satu, maka akan muncul tahapan untuk mempercepat transisi energi tersebut. Ketika terdapat kemudahan akses energi yang diiringi dengan kestabilan pasar, tentu akan menarik minat banyak orang.Â
Ketika seseorang sudah berminat, maka inklusif atau adanya berkeadilan itu diperlukan agar mencakupi dan diterima segala kalangan masyarakat untuk mendukung misi transisi energi. Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut yang harus diperlukan pengembangan SDM agar berkualitas dan meningkatkan berbagai teknologi melalui inovasi dan belajar dari negara lain yang sudah maju terlebih dahulu.
Saat ini terdapat beberapa program dan upaya yang telah dilakukan demi mempercepat proses transisi energi nasional. Beberapa diantaranya yaitu:
- Program biogas rumah (BIRU).
Program ini adalah hasil inisiatif kolaborasi Hivos dan KESDM sejak tahun 2012. Â Dilaksanakan oleh Yayasan Rumah Energi (YRE) untuk memberikan masyarakat Indonesia akses ke energi masak bersih.
- Program pembuatan Pelet biomassa.
Pelet biomassa ini biasanya digunakan untuk alternatif penggunaan batubara, agar mengurangi beberapa persen penggunaannya. Terbuat dari bahan organik bekas yang diolah agar berbentuk seperti pellet, dicampur dengan bahan tertentu agar dapat terbakar seperti batubara dan biasanya projek ini bersinergi dengan PLTU.
- Patriot energy untuk daerah 4T (Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Transmigrasi).
Merupakan kelompok generasi muda yang berjiwa sosial, aktif, bersemangat, dan memiliki motivasi untuk mendorong pengmbangan EBT di daerah 4T (Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Transmigrasi) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Program GERILYA (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya).
Merupakan program kolaborasi antara Kementrian Pendidikan dan Kementrian ESDM untuk menciptakan dan mendorong pemanfaatan energi bersih yaitu pembangkit listrik tenaga surya atap untuk mendukung bauran EBT 23% pada tahun 2025.