Karena gerak senamnya menurutku sangat menakutkan, matanya melotot kiri kanan seperti hendak mengancam.
Aku juga heran dengan diriku, kenapa aku tidak bisa memaknai atau memaksa, untuk mengolah pandanganku menjadi positif tentang sosok yang satu ini?!
Karena apapun yang dilakukan Kahar, menurutku membahayakan diriku!
Sebalikanya apapun yang diperlihatakn Yeni padaku, selalu membawaku berkhayal seperti Pangeran yang siap melindunginya...
Saat senam pagi dimulai, dengan iringan musik yang sudah kudengar berulang-ulang.
Pandangan matakupun tidak pernah lepas dari gadis kecil itu, walaupun jaraknya agak jauh.
Tapi semua terasa sangat dekat, karena halusinasiku mengolah sosok  gadis kecil tersebut menjadi dekat, iya...Yeni dekat sekali...
Akupun terasa melayang-layang...karena mabuk kepayang. Sampai gerak senamku terasa aneh...gerak senam yang menyerupai tarian burung Enggang, berputar-putar pada satu titik, malah menjadi tidak seirama, terlihat aneh...
Hari itu, setelah pelajaran pertama dan kedua selesai, semua siswa biasanya memanfaatkan jam istirahat untuk bermain dengan sahabatnya masing-masing.
Sedangkan aku, waktu istirahat yang hanya 30 menit, kugunakan untuk menunggu Yeni lewat digang belakang sekolah, biasanya ia bersama temannya berjalan melintasi gang tersebut, untuk jajan dan setelahnya duduk-duduk dibangku, dibawah pohon kersen itu.
Tapi apa lacur, sampai sepuluh menit berlalu, dia tidak tampak seperti apa yang kuharapakan, aku mulai gelisah.