Hanya sinar matanya yang kulihat agak redup.
Kusempatkan untuk berbasa-basi sedikit, dan beri ucapan selamat atas kelulusannya, dia pun mengucapkan selamat atas kelulusan kami bertiga. Setelah itu dia pamit pulang duluan.
Batinku bertanya-tanya, kenapa Firman tidak hadir saat pengumuman kelulusan?
Padahal ini hari yang sangat penting bagi seluruh siswa, paling tidak 'say hello' atau basa-basi apalah pada kawan-kawan sekelas.
Tapi mungkin Firman ada urusan yang lebih penting, jadi agak siang datangnya. Tentang hal ini, aku enggan menanyakan keberadaan Firman saat bertemu Karmila dilorong sekolah tadi.
Seminggu kemudian, tiba-tiba saja Firman datang kerumahku, memberi kabar bahwa ia tidak melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi.
Mendengar ini aku terkejut!
Dia dipanggil orang tuanya untuk pulang ke Ujung Pandang.
Firman tidak memberi alasan yang jelas kepadaku. Aku pun tidak mau banyak bertanya, aku hanya membatin, bagaimana nanti hubungannya dengan Karmila?
Ahkh..lagi-lagi aku selalu memikirkan Karmila...
Firman meminta aku dengan sangat, pada hari keberangkatannya untuk mengantarkan ke Bandara.
Di Bandara aku bertemu Karmila, bersama tiga orang kawannya. Aku melihat dia berdiri lesu diluar ruang boarding pass.