Mohon tunggu...
Mohammad TaufiqAziz
Mohammad TaufiqAziz Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dosen

Memantau dunia pendidikan, khususnya pendidikan secara umum, pendidikan Islam, pemikiran pendiidkan Islam, sejarah dan sepak bola. Saat ini sebagai pengajar di SMK Pesat IT Xpro dan Dosen di kampus swasta.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mendidik Anak Ala Nabi Ibrahim

29 November 2022   11:15 Diperbarui: 29 November 2022   11:25 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. At-Taubah: 114)

7. Menjadi teladan bagi anaknya

Orangtua harus memberikan teladan kepada anak-anaknya. Satu keteladanan lebih berpengaruh bagi anak daripada 1000 kata-kata. Coba perhatikan ayah yang menyuruh anaknya sholat di masjid tapi dia sendiri tidak pergi ke masjid. Apakah anak mau? Seringnya malah membantah. Tapi kalau orangtua sudah rapi, sudah wudhu, siap ke masjid, tanpa disuruh pun anak tertarik untuk ikut ke masjid.  Begitupun kebaikan-kebaikan lainnya orang tualah yang pertama kali menjadi teladan dan contoh bagi anak-anaknya.

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) (QS. An-Nahl: 120)

8. Segerakan dan  kembalikan segala urusan kepada Allah Ta'ala 

Kita sebagai orangtua, kadang khilaf dalam mendidik anak-anak. Kadang kita terlalu menggantungkan diri pada kemampuan dan ilmu kita , kadang kita menggantukan segalanya pada kemampuan manusia yang lemah ini. Segeralah kembali kepada Allah, mohon lah kepada Allah, dan gantungkan segalanya kepada Allah dalam untaian doa-doa terbaik untuk anak kita. Usaha saja tidak cukup dalam mendidik anak, perlu doa dan tawakal (mengembalikan segala urusan kepadaNya).

Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah. (QS. Hud: 75)  

9. Membiasakan Berdialog dan bermusyawarah dengan anak

Kadang kita suka memaksakan pendapat ke anak? Kadang tersampaikan "Kamu harus masuk sekolah ini ya" atau "Kamu harus pilih ekskul ini ya". Kita perlu membiasakan dialog dengan anak (komunikasi dua arah) tujuannya agar orang tua tahu isi hati anak, agar ia paham dan agar ia bahagia. Sungguh berbeda patuh pada orangtua karena paham dengan patuh karena terpaksa.

Nabi Ibrahim tahu bahwa Nabi Ismail harus patuh pada perintah Allah Swt, tapi beliau tidak memaksanya, melainkan berdialog, bermusyawarah, bicara dari hati-ke hati, komunikasi dua arah.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (QS. Ash-Shaffat: 102)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun