Mohon tunggu...
Mohammad Syafri
Mohammad Syafri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pemuda yang ingin belajar dan mengembangkan potensi diri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wasiat Pahlawan bagi Gen Z dalam Menghadapi Quarter Life Crisis

10 November 2024   05:15 Diperbarui: 10 November 2024   06:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika fajar memancarkan sinarnya di tanggal 10 November 1945, Kota Surabaya menjadi tempat yang amat mencekam dan menegangkan. Saat itu, pihak sekutu (Belanda dan Inggris) berusaha menyerbu kota dengan meriam kapal dan ratusan mortir. Kondisi ini membuat rakyat Surabaya geram dan melakukan perlawanan balik kepada sekutu.

Pertempuan antara kedua belah pihak pada akhirnya tak bisa terelakan. Pihak sekutu dan rakyat Surabaya bertempur selama 3 pekan, yang menyebabkan ribuan jiwa harus meregang nyawa. Meskipun mengalami kekalahan, peristiwa ini membuat Bangsa Indonesia mulai disegani oleh para sekutu.

Atas perjuangan heroik yang ditunjukan rakyat dalam pertempuran Surabaya, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959. Sejak saat itu, Bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan sampai dengan saat ini.    

Setiap potongan cerita tentang jasa para pahlawan tentunya akan selalu meninggalkan nilai-nilai kebaikan bagi generasi selanjutnya. Olehnya itu, semua kalangan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk merawat nilai-nilai tersebut, termasuk kita sebagai Generasi Z (Gen Z).

Dengan ikut berpartisipasi dalam menjaga nilai kepahlawanan, Gen Z bukan hanya sekadar menunjukan rasa penghargaan terhadap para pahlawan. Namun lebih dari itu, kita juga dapat menjadikan nilai kepahlawanan sebagai aset dalam menghadapi Quarter Life Crisis.

Quarter Life Crisis adalah sebuah fase yang dialami oleh Gen Z yang ditandai dengan adanya perasaan cemas, bingung, dan gelisah. Hal ini disebabkan karena Gen Z menghadapi berbagai macam tekanan dari lingkungan sekitar, seperti tekanan untuk mendapatkan tingkat pendidikan yang tinggi, penghasilan yang stabil, hingga kehidupan yang mapan.

Pada fase quarter life crisis, Gen Z rentan mengalami penurunan kesehatan mental akibat pikiran yang berlebihan tentang masa depan. Oleh karena itu, Gen Z perlu melakukan suatu upaya untuk mengatasi hal tersebut.  

Dalam melakukan upaya untuk mengatasi dampak buruk dari fase quarter life crisis, nilai kepahlawanan memiliki fungsi yang krusial bagi Gen Z. Fungsinya apa?

Nilai kepahlawanan dapat menjadi acuan bagi Gen Z dalam membentuk dan meningkatkan keterampilan nonteknis (soft skill). Keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh Gen Z, terutama dalam fase quarter life crisis. Karena dengan skill tersebut, Gen Z bisa mengkondisikan diri untuk berdamai dengan keadaan yang sulit. Selain itu, skill tersebut juga dapat mendorong ketertarikan Gen Z dalam mempelajari keahlian baru.

Lalu, seperti apa bentuk nilai kepahlawanan tersebut?

Diantara banyaknya nilai yang diwariskan oleh para pahlawan, terdapat beberapa nilai yang berkaitan erat dengan Gen Z pada fase quarter life crisis. Adapun nilai yang pertama adalah pantang menyerah. Kita dapat meneladani nilai ini dari seorang Jenderal Soedirman.

Ia tetap memimpin pasukannya melawan para penjajah, meskipun pada saat itu Jenderal Soedirman mengidap penyakit tuberkulosis paru-paru. Penyakit tersebut sama sekali tak menyurutkan semangatnya dalam membelah tanah air.

Dalam mengimplementasikan nilai ini, kita harus tetap menjalani aktifitas seperti biasa tanpa terusik dengan adanya quarter life crisis. Meskipun hal ini terbilang sulit untuk dilakukan, namun kita tak boleh menyerah dengan keadaan serta harus semangat untuk merealisasikan apa yang ingin kita tuju.

Nilai yang kedua adalah kreatifitas. Nilai ini dapat kita teladani dari para pelopor organisasi Boedi Oetomo. Melalui pendirian organisasi tersebut, mereka mengasilkan ide yang cemerlang bagi perjuangan Bangsa Indonesia, yaitu dengan mengubah bentuk perjuangan yang sebelumnya dilakukan secara fisik menjadi perjuangan secara diplomatis dengan menitikberatkan pada bidang pendidikan dan kebudayaan.    

Setiap orang tentunya memiliki nilai kreatifitas dalam dirinya, terutama Gen Z yang tumbuh di era digital. Dengan memanfaatkan sarana teknologi, kita bisa mengkreasikan karya-karya positif di berbagai platfom media sosial yang ada. Tugas yang perlu kita lakukan hanyalah mencari tahu jenis kreatifitas dalam diri kita, dan selanjutnya mengasah hal tersebut hingga menjadi sebuah keahlian.     

Nilai yang ketiga adalah tanggung jawab. Salah satu pahlawan yang memiliki sikap tanggung jawab ialah Ki Hajar Dewantara. Hal tersebut dibuktikan dengan keseriusannya mendirikan sekolah "Taman Siswa" untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia.  

Wujud tanggung jawab yang dapat dilakukan Gen Z pada fase quarter life crisis adalah dengan mempertahankan momentum dalam menghasilkan karya-karya yang positif. Dengan kata lain, kita harus konsisten padahal hal tersebut dan berusaha untuk melakukan peningkatan.

Melalui peringatan hari pahlawan, kita sebagai Gen Z perlu untuk merefleksikan kembali perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan. Hal tersebut bukanlah hanya dimaknai sebagai kisah heroik belaka, akan tetapi  harus dipandang sebagai proses pewarisan nilai-nilai kebaikan yang wajib dilestarikan dari generasi ke generasi selanjutnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun