Ketika fajar memancarkan sinarnya di tanggal 10 November 1945, Kota Surabaya menjadi tempat yang amat mencekam dan menegangkan. Saat itu, pihak sekutu (Belanda dan Inggris) berusaha menyerbu kota dengan meriam kapal dan ratusan mortir. Kondisi ini membuat rakyat Surabaya geram dan melakukan perlawanan balik kepada sekutu.
Pertempuan antara kedua belah pihak pada akhirnya tak bisa terelakan. Pihak sekutu dan rakyat Surabaya bertempur selama 3 pekan, yang menyebabkan ribuan jiwa harus meregang nyawa. Meskipun mengalami kekalahan, peristiwa ini membuat Bangsa Indonesia mulai disegani oleh para sekutu.
Atas perjuangan heroik yang ditunjukan rakyat dalam pertempuran Surabaya, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959. Sejak saat itu, Bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan sampai dengan saat ini. Â Â
Setiap potongan cerita tentang jasa para pahlawan tentunya akan selalu meninggalkan nilai-nilai kebaikan bagi generasi selanjutnya. Olehnya itu, semua kalangan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk merawat nilai-nilai tersebut, termasuk kita sebagai Generasi Z (Gen Z).
Dengan ikut berpartisipasi dalam menjaga nilai kepahlawanan, Gen Z bukan hanya sekadar menunjukan rasa penghargaan terhadap para pahlawan. Namun lebih dari itu, kita juga dapat menjadikan nilai kepahlawanan sebagai aset dalam menghadapi Quarter Life Crisis.
Quarter Life Crisis adalah sebuah fase yang dialami oleh Gen Z yang ditandai dengan adanya perasaan cemas, bingung, dan gelisah. Hal ini disebabkan karena Gen Z menghadapi berbagai macam tekanan dari lingkungan sekitar, seperti tekanan untuk mendapatkan tingkat pendidikan yang tinggi, penghasilan yang stabil, hingga kehidupan yang mapan.
Pada fase quarter life crisis, Gen Z rentan mengalami penurunan kesehatan mental akibat pikiran yang berlebihan tentang masa depan. Oleh karena itu, Gen Z perlu melakukan suatu upaya untuk mengatasi hal tersebut. Â
Dalam melakukan upaya untuk mengatasi dampak buruk dari fase quarter life crisis, nilai kepahlawanan memiliki fungsi yang krusial bagi Gen Z. Fungsinya apa?
Nilai kepahlawanan dapat menjadi acuan bagi Gen Z dalam membentuk dan meningkatkan keterampilan nonteknis (soft skill). Keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh Gen Z, terutama dalam fase quarter life crisis. Karena dengan skill tersebut, Gen Z bisa mengkondisikan diri untuk berdamai dengan keadaan yang sulit. Selain itu, skill tersebut juga dapat mendorong ketertarikan Gen Z dalam mempelajari keahlian baru.
Lalu, seperti apa bentuk nilai kepahlawanan tersebut?
Diantara banyaknya nilai yang diwariskan oleh para pahlawan, terdapat beberapa nilai yang berkaitan erat dengan Gen Z pada fase quarter life crisis. Adapun nilai yang pertama adalah pantang menyerah. Kita dapat meneladani nilai ini dari seorang Jenderal Soedirman.