Mohon tunggu...
R. Mohammad Rizki L. Aziz
R. Mohammad Rizki L. Aziz Mohon Tunggu... Aktor - An Observer and Participant of Life

Pengelana yang gemar mengarungi samudra kehidupan dan menyelami misteri alam

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Optimalisasi Perencanaan Kerja Sama pada Organisasi Publik

24 Desember 2024   15:48 Diperbarui: 24 Desember 2024   15:45 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kerja Sama (sumber: https://spfcg.org)

Lebih dari sekadar alat untuk menyelesaikan masalah, kerja sama internasional antar lembaga pemerintah, maupun antara lembaga pemerintah dengan lembaga non-pemerintah, juga berperan dalam membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan antar negara. Melalui dialog yang terus-menerus dan pertukaran budaya, lembaga pemerintah dapat menciptakan jaringan kerja sama yang kuat, yang pada gilirannya dapat membantu mencegah konflik dan meningkatkan stabilitas global.

Selain itu, kerja sama internasional juga memberikan peluang untuk memperluas wawasan dan perspektif. Dengan berinteraksi dengan lembaga pemerintah dari negara-negara lain, para pemangku kepentingan dapat belajar dari pengalaman dan praktik terbaik yang diterapkan di berbagai belahan dunia, yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kebijakan di tingkat nasional maupun internasional.

Dengan demikian, pada tatanan global saat ini kerja sama internasional bukan hanya merupakan suatu keharusan dalam menghadapi tantangan global, tetapi juga merupakan cermin dari semangat kolaborasi, keberagaman, dan solidaritas di antara bangsa-bangsa di dunia ini. Melalui upaya bersama ini, lembaga pemerintah dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan dunia yang kolaboratif dan terkoneksi sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan global, nasional, dan juga berimplikasi pada pembangunan lingkup lokal di daerah yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Dalam kerangka kerja sama internasional, strategi perencanaan yang efektif harus memperhitungkan berbagai faktor, termasuk tujuan bersama yang jelas, alokasi sumber daya yang bijaksana, koordinasi yang efisien, dan evaluasi yang berkelanjutan. Selain itu, pemahaman mendalam terhadap dinamika politik global, faktor-faktor ekonomi, dan perkembangan sosial di berbagai negara menjadi kunci untuk merancang perencanaan yang adaptif dan responsif terhadap perubahan yang terjadi.

Dengan demikian, makalah ini mampu mengulas secara mendalam tentang kompleksitas dan pentingnya optimalisasi perencanaan kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global yang semakin membutuhkan kerja sama lintas negara yang solid dan efektif serta juga kerja sama dengan lembaga non-pemerintahan yang turut menunjang pencapaian target pembangunan, khususnya menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap strategi dan faktor-faktor krusial yang memengaruhi perencanaan kerja sama internasional, diharapkan makalah ini dapat turut menambah wawasan yang lebih luas mengenai bagaimana pemahaman konsep akan kerja sama lintas batas nasional yang efektif dan berkelanjutan dalam konteks global yang terus berubah dapat menunjang pembangunan nasional dan mendukung pelaksanaan tugas aparatur serta tugas dan fungsi lembaga.

Gagasan Teoritis

Kerja sama internasional 

Para ahli dan penstudi hubungan internasional telah lama mendiskusikan beragam perspektif dan pendekatan terkait bagaimana negara-negara dapat bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama di tengah dinamika geopolitik yang kompleks.

Dalam teori realisme, kerja sama internasional dipandang dari sudut pandang kepentingan nasional dan kekuasaan relatif antar negara. Realisme menekankan bahwa kerja sama terjadi ketika negara-negara menilai bahwa keuntungan bersama atau kepentingan nasional mereka tercapai melalui kolaborasi. Pendekatan ini menyoroti persaingan antar negara sebagai pendorong utama kerja sama internasional. Di sisi lain, teori liberalisme menekankan peran institusi internasional, nilai-nilai demokrasi, perdamaian, dan kerjasama antar negara. Dalam kerangka liberalisme, kerja sama internasional dilihat sebagai sarana untuk menciptakan tatanan global yang lebih stabil dan adil. Institusi internasional dipandang sebagai fasilitator utama bagi negara-negara untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Konstruktivisme menawarkan perspektif yang berfokus pada peran identitas, norma, dan persepsi dalam hubungan internasional. Konsep kerja sama internasional dalam kerangka konstruktivisme menyoroti bagaimana interaksi antar aktor negara dapat membentuk persepsi bersama dan norma-norma yang mendukung kerja sama lintas batas (Mastanduno, 2018). .

Adanya interdependensi kompleks antara negara-negara di berbagai bidang seperti ekonomi, keamanan, dan lingkungan juga menjadi fokus penting dalam pemahaman kerja sama internasional. Konsep ini menyoroti bahwa tantangan global seperti perubahan iklim atau perdagangan internasional memerlukan kerja sama lintas batas karena dampaknya yang meluas dan saling terkait. Selain itu, teori ketergantungan menyoroti hubungan asimetris antara negara maju dan berkembang dalam hubungan internasional. Dalam konteks kerja sama internasional, teori ini menekankan pentingnya mengatasi ketimpangan kekuasaan dan sumber daya antara negara-negara untuk mencapai kerja sama yang berkelanjutan dan adil.

Selain teori-teori yang telah disebutkan, terdapat teori lain yang relevan dalam konteks kerja sama dalam hubungan internasional, yaitu teori kompleksitas. Teori kompleksitas menawarkan sudut pandang yang menekankan pada sifat dinamis, tidak terduga, dan saling terkait dari sistem-sistem kompleks, termasuk dalam konteks kerja sama antar negara. Dalam teori kompleksitas, kerja sama internasional dipandang sebagai hasil dari interaksi antara berbagai elemen yang saling terhubung dan saling memengaruhi. Sistem internasional dianggap sebagai jaringan kompleks di mana setiap keputusan atau tindakan satu negara dapat memiliki dampak yang tidak terduga pada negara lain dan pada sistem secara keseluruhan. Teori ini menyoroti bahwa dalam menghadapi tantangan global yang kompleks, seperti perubahan iklim, perdagangan internasional, atau konflik bersenjata, pendekatan yang sederhana dan linier seringkali tidak cukup. Sebaliknya, kerja sama internasional perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang saling terkait dan bersifat tidak pasti, serta mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi secara dinamis (Zartman, 2010).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun