Peluang emas bagi pelajar dan mahasiswa
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sebetulnya sudah kita rasakan sebelum pandemi Covid-19 ini muncul, tetapi ketika Covid-19 mewabah di Indonesia, semua aktivitas dihentikan dan digantikan menjadi online (daring).Â
Kita tidak bisa menyalahkan keadaan, mau bagaimana pun kita yang harus bisa beradaptasi dengan keadaan.
Belajar dalam kondisi daring, memang dinilai lebih hemat pengeluaran dibandingkan harus tatap muka. Selain hemat ongkos transportasi, uang saku kita juga bisa ditabung untuk kebutuhan kita yang lain, misal membeli barang yang kita inginkan sejak lama dan baru dapat kita beli saat ini. Tentu saja antara sekolah daring dan tatap muka pasti memiliki keuntungan dan kekurangannya masing-masing.
Di balik keuntungan sekolah daring, terselip juga kekurangan yang menjadi angan-angan kita, yaitu kita bisa apa setelah sekolah daring. Mengapa bisa begitu? Karena berdasarkan pengalaman pribadi, sekolah atau kuliah daring ini terasa membosankan dan sulit untuk berkonsentrasi.Â
Saya sendiri merasakan bahwa sekolah daring tatap muka via zoom berjam-jam membuat mata saya lelah, kemudian setelah 30 menit sampai 1 jam merupakan batas kemampuan saya untuk bisa berkonsentrasi penuh. Ditambah lagi tingkat kebisingan di masing-masing daerah juga berbeda. Faktor lain yang kerap mengganggu konsentrasi saya, yaitu urusan rumah.Â
Mungkin sebagian dari kita pernah merasakan ketika kita mengerjakan tugas atau tatap muka via zoom kemudian terganggu oleh kebisingan tetangga atau teriak anak kecil yang main di sekitar rumah kita, atau ada tugas rumah yang harus kita kerjakan saat itu juga. Begitulah drama yang kita rasakan saat sekolah di rumah (daring).
Beda halnya ketika tatap muka secara langsung. Kita berangkat ke sekolah memakai seragam rapi dan berbaju bebas rapi bagi yang kuliah, bertemu teman sebaya kemudian saling mengobrol dan saat sudah jam masuk kita bergegas menuju kelas, dan ketika sudah di kelas, konsentrasi kita tidak terpecah ke mana-mana, dan mau tidak mau kita harus menyimak pelajaran sampai selesai.
Lingkungan sekolah memang didesain untuk bisa memberikan kenyamanan bagi peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Tujuannya agar ilmu yang berikan oleh bapak atau ibu guru dapat lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh para peserta didik. Sehingga kompetensi pembelajaran dapat tercapai dan indeks prestasi siswa dan sekolah dapat meningkat.
Pendapat penulis terhadap pelaksanaan PTM