Mohon tunggu...
Mohammad Rizal Diansya
Mohammad Rizal Diansya Mohon Tunggu... Mahasiswa - KompasiaNers | Airlangga University | Ners Muda

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pandemi Belum Berakhir, Perlukah PTM Dilanjutkan?

14 Januari 2022   10:13 Diperbarui: 15 Januari 2022   17:48 1661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 010 Batam Kota, Batam, Kepulauan Riau, Senin (10/1/2022). Sejumlah sekolah di Kota Batam yang telah mendapatkan izin dari Dinas Pendidikan Kota Batam mulai melakukan PTM dengan kapasitas 100 persen dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.(ANTARA FOTO/TEGUH PRIHATNA)

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi topik hangat di tahun 2022. Topik ini menjadi perbincangan banyak pihak karena dalam pelaksanaannya sendiri masih banyak kontroversi di tengah masyarakat, baik itu dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, tenaga pendidik, maupun para orang tua.

Pembukaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 2022 dinilai masih diragukan para orang tua siswa. Para orang tua masih mengkhawatirkan terkait kesehatan dan keselamatan anaknya ketika mengikuti sekolah offline baik itu di sekolah maupun di kampus.

Keraguan orang tua tentang PTM

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) memang terasa lebih efektif dibandingkan via daring beberapa waktu lalu. 

Sebagian besar siswa cenderung lebih nyaman ketika duduk di kelas daripada duduk di rumah sambil melihat laptop sepanjang hari.

Namun, dari sisi orang tua masih meragukan terkait pelaksanaan PTM karena kondisi saat ini yang penuh ketidakpastian. 

Pandemi memang sudah surut, tetapi masih ada kemungkinan gelombang pandemi selanjutnya seperti tahun lalu. 

Selain kondisi pandemi, keterbatasan pengawasan orang tua terhadap capaian belajar anak juga menjadi terbatas. 

Anak biasanya di rumah dan bisa diawasi secara langsung, tetapi kini pengawasan orang tua dilimpahkan ke guru atau pendidik di sekolah.

Perjalanan ke sekolah yang dirasa berisiko juga menjadi perhatian lebih bagi orang tua untuk mengizinkan anaknya sekolah tatap muka. Meskipun anak sudah dibekali dengan masker dan handsanitizer, tetapi masih ada ketakutan anaknya terpapar Covid-19.

Peluang emas bagi pelajar dan mahasiswa

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sebetulnya sudah kita rasakan sebelum pandemi Covid-19 ini muncul, tetapi ketika Covid-19 mewabah di Indonesia, semua aktivitas dihentikan dan digantikan menjadi online (daring). 

Kita tidak bisa menyalahkan keadaan, mau bagaimana pun kita yang harus bisa beradaptasi dengan keadaan.

Belajar dalam kondisi daring, memang dinilai lebih hemat pengeluaran dibandingkan harus tatap muka. Selain hemat ongkos transportasi, uang saku kita juga bisa ditabung untuk kebutuhan kita yang lain, misal membeli barang yang kita inginkan sejak lama dan baru dapat kita beli saat ini. Tentu saja antara sekolah daring dan tatap muka pasti memiliki keuntungan dan kekurangannya masing-masing.

Di balik keuntungan sekolah daring, terselip juga kekurangan yang menjadi angan-angan kita, yaitu kita bisa apa setelah sekolah daring. Mengapa bisa begitu? Karena berdasarkan pengalaman pribadi, sekolah atau kuliah daring ini terasa membosankan dan sulit untuk berkonsentrasi. 

Saya sendiri merasakan bahwa sekolah daring tatap muka via zoom berjam-jam membuat mata saya lelah, kemudian setelah 30 menit sampai 1 jam merupakan batas kemampuan saya untuk bisa berkonsentrasi penuh. Ditambah lagi tingkat kebisingan di masing-masing daerah juga berbeda. Faktor lain yang kerap mengganggu konsentrasi saya, yaitu urusan rumah. 

PTM | Sumber: tekno.tempo.co
PTM | Sumber: tekno.tempo.co

Mungkin sebagian dari kita pernah merasakan ketika kita mengerjakan tugas atau tatap muka via zoom kemudian terganggu oleh kebisingan tetangga atau teriak anak kecil yang main di sekitar rumah kita, atau ada tugas rumah yang harus kita kerjakan saat itu juga. Begitulah drama yang kita rasakan saat sekolah di rumah (daring).

Beda halnya ketika tatap muka secara langsung. Kita berangkat ke sekolah memakai seragam rapi dan berbaju bebas rapi bagi yang kuliah, bertemu teman sebaya kemudian saling mengobrol dan saat sudah jam masuk kita bergegas menuju kelas, dan ketika sudah di kelas, konsentrasi kita tidak terpecah ke mana-mana, dan mau tidak mau kita harus menyimak pelajaran sampai selesai.

Lingkungan sekolah memang didesain untuk bisa memberikan kenyamanan bagi peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Tujuannya agar ilmu yang berikan oleh bapak atau ibu guru dapat lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh para peserta didik. Sehingga kompetensi pembelajaran dapat tercapai dan indeks prestasi siswa dan sekolah dapat meningkat.

Pendapat penulis terhadap pelaksanaan PTM

Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi saya merupakan peluang emas bagi pelajar maupun mahasiswa. 

Berdasarkan pengalaman saya sendiri, belajar secara langsung lebih mudah dipahami daripada bertatap muka via daring. 

Tingkat pemahaman saya sendiri ketika belajar secara tatap muka lebih tinggi daripada secara daring.

Kompetensi belajar siswa juga dipertaruhkan saat belajar secara daring, apalagi bagi siswa yang membutuhkan praktek secara langsung dalam proses belajarnya seperti jenjang SMA/SMK dan Kuliah. 

Praktek secara langsung dinilai lebih efektif dalam proses pembelajaran karena melibatkan keterampilan motorik dan sensorik peserta didik sehingga ilmu yang diberikan lebih mudah dipahami dan diingat.

Menurut saya, pelaksanaan PTM perlu dilanjutkan tetapi harus tetap memperhatikan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang bisa timbul. 

Pemerintah sudah memberikan izin bagi sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan PTM terutama yang berada di zona hijau baik yang di wilayah PPKM level 1 atau 2. 

Namun perlu menjadi perhatian bersama terkait persyaratan pelaksanaan PTM, terutama target vaksinasi bagi tenaga pendidik, staf dan pelajar. 

Selain itu, penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah saat pelaksanaan PTM juga harus menjadi kesadaran bersama. 

Harapan kita semoga pandemi segera berakhir dan sistem pembelajaran dapat pulih seperti sedia kala.

Semangat terus, bagi yang sedang menempuh pendidikan. Jangan mudah menyerah dengan keadaan dan teruslah berjuang mengejar impianmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun