Mohon tunggu...
MHKI STISA Menulis
MHKI STISA Menulis Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dan berbagi

Sekali pun bukan anak raja dan juga bukan anak kiai, maka tetap harus punya mimpi menjadi penulis produktif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Sosok Artidjo Alkostar, Sosok Pemberani dan Pejuang Keadilan

15 Januari 2022   00:32 Diperbarui: 15 Januari 2022   01:08 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Luqman Hakim Qohir

Keadilan?  ya, keadilan seringkali menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Sehingga seringkali terjadi persoalan, bahkan disertai kericuhan.

Berbicara keadilan di Indonesia ini tak henti-hentinya seringkali dipertanyakan. Ada ruang tersendiri bagi masyarakat untuk melontarkan kritikannya terkait dengan putusan penegak hukum yang tak bernyawa keadilan.

Masyarakat Indonesia, khususnya Madura perlu mengingat, mengenang, dan bahkan menciptakan sosok penegak hukum seperti Artidjo Alkostar. Putusan-putusannya membuat ciut nyali pelaku tindak pidana. 

Beliau merupakan sosok penegak hukum berdarah Madura. Kerap kali menunjukkan ketegasannya dalam menolak uang suap. Berani dalam menghadapi resiko apapun. Istikamah dalam memutuskan perkara dengan cara adil. Disamping itu, beliau merupakan sosok yang sederhana.

Banyak dari Mereka pelaku tindak pidana enggan bertemu beliau dalam ruang sidang. Bagaimana tidak, ketika beliau memutuskan suatu perkara pasti selalu melipat gandakan putusannya, apalagi bagi pelaku tindak pidana korupsi.

Beliau sangat garang dan merindukan pertemuan dalam ruang sidang. Sosok Artidjo menganggap tindak pidana korupsi sebagai kejahatan luar biasa yang telah mencuri harta Negara dan memiskinkan rakyat (Mata Najwa). Sehingga beliau tak segan-segan memberikan putusan seberat-beratnya.

Rakyat segala-galanya bagi Artidjo Alkostar. Menurut beliau, Kita mau jadi apapun pasti kita berangkat dari rakyat. Tanpa rakyat kita tidak mungkin bisa mencapai salah satu tujuan profesi yang kita idam-idamkan, maka dari itu kita perlu menjunjung tinggi harga dan martabat rakyat untuk diperlakukan secara adil.

Dalam dunia peradilan, seringkali terjadi masalah suap menyuap. Akibatnya putusan yang dikeluarkan oleh penegak hukum menyeleweng dari fakta yang ada. Bagi sosok Artidjo hal itu tidak berlaku, beliau menolak bahkan menjauhi adanya uang suap/sogok.

Ujar beliau: "uang sogok tidak akan pernah manfaat bagi kita (Kik andi). Sehingga sebanyak apapun harta/tahta yang diberikan kepadanya dalam bentuk suap maka beliau tidak akan pernah tertarik dan menerimanya.

Seorang hakim juga perlu memiliki sikap pemberani. Karena seorang hakim sudah barang tentu akan menerima ancaman jika putusan itu akan merugikan orang-orang yang tidak mau kalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun