Seperti ucapan Ki Hajar Dewantara yang kita kenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia “Ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang memiliki arti “Di depan memberi contoh, di samping membangun semangat, di belakang mencontoh yang baik”.
Ketiga kalimat ini membantu mewujudkan terbentuknya sikap dan karakter yang baik pada segala arah. Pada kalimat pertama (Ing ngarso sung tulada), penanaman karakter bisa dicontohkan oleh orang yang dianggap lebih tua atau yang memiliki jabatan. Pada kalimat kedua (ing madya mangun karsa), karakter diperkuat dengan memberikan dukungan terhadap sikap positif yang dilakukan.
Pada kalimat ketiga (Tut wuri handayani), orang yang dianggap sebagai pengikut atau orang yang lebih muda mencontoh perilaku baik seorang pemimpin atau orang yang lebih tua. Semboyan ini efektif dijadikan sebagai pegangan dalam pembentukan karakter. Social and money responsibility bisa diterapkan menggunakan semboyan ini, dengan demikian karakter ini bisa tersebar bukan hanya untuk anak-anak dan pemuda saja, namun juga untuk setiap orang dengan segala usia.
Melihat urgensi dari pentingnya social and money responsibility, peran orang tua dan orang-orang disekitar (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan lain-lain) sangat dibutuhkan untuk mendidik, mengajarkan, dan menanamkan nilai-nilai positif yang kelak menjadi bekal bagi generasi penerus bangsa.
Penerus bangsa yang mampu memimpin negaranya, mengolah sumber daya alam dan sumber daya manusianya, memiliki jiwa sosial yang tinggi dan bertanggung jawab terhadap apapun yang diembankan, dengan demikian Indonesia perlahan menjadi negara yang makmur dan maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H