Maka atas kontribusi yang nyata di era kepemimpinan Sultan Qaboos Al-Said, wanita di Oman merasa lebih dihargai, dihormati, di lindungi, serta diperlakukan sangat baik, bebas dan juga dibanggakan. Kemudian mengenai pembangunan, Â perlindungan kesehatan kaum wanita untuk segala persebaran penyakit berjangkit berbahaya, dan diskriminasi telah mendapat bantuan serta dukungan yang besar antara Kementerian Kesehatan Oman, dan Yayasan Populasi Pertumbuhan Persatuan Bangsa-bangsa (UNFPA). Dalam kebijakan yang lain, buruh wanita juga telah mendapat penggalangan dana dari Kementerian Pembangunan Sosial Oman yang melakukan kerja sama dengan UNFPA.
Kebijakan Kaum Perempuan di Oman Pada Masa Sultan Qaboos Al-Said
Kebijakan kaum wanita atau perempuan di Oman semakin maju, terlebih kebijakan perempuan yang membebaskannya dalam memilih pekerjaan atau profesi, dan tidak ada larangan dalam membatasi sebuah profesi nya. Sebagai contoh nyata kini, kebijakan yang terjadi setelah kepemimpinan Sultan Qaboos Al-Said yang menjunjung tinggi atas hak-hak kaum perempuan di Oman, yaitu pada saat ini seorang wanita dapat memegang jabatan sebagai seorang menteri di Kesultanan, dan ditunjuk langsung oleh Sultan Haitham bin Thariq Al-Said, kini posisi nya sebagai duta besar di luar negeri negara Oman.Â
Kaum perempuan berhasil menjabat sebagai anggota parlemen terdapat di Majelis Al-Shura (Majelis Permusyawaratan) maupun di Majelis ad-Dowlah (Majelis Negara). Kaum wanita memegang kedudukan resmi pada semua tingkatan, boleh masuk militer dan merupakan hampir setengah dari pegawai pemerintah. Dalam sektor swasta, terdapat pula wanita yang tidak hanya bekerja sebagai karyawati biasa tetapi juga pada posisi manajer dan pimpinan dan sebagai direktur serta pemilik perusahaan.Â
Tidak ada industri yang tertutup bagi kaum wanita. Hukum Oman menentukan cuti hamil dan pembayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama untuk wanita dan laki-laki. Semua undang-undang dan peraturan di Oman dewasa ini memberi peluang yang sama kepada wanita dalam perdagangan, tenaga kerja, pelayanan umum dan asuransi sosial.
Pemerintah mendirikan pusat baca tulis dan membuat anak perempuan wajib mendapat pendidikan, dan ternyata berhasil. Sejak itu, maka persentase anak perempuan yang belajar telah meningkat, sehingga perlu mengalokasikan kuota bagi kaum pria di Universitas Sultan Qaboos.
Juga ada beragam klub, ataupun semacam komunitas, dan perkumpulan yang berkaitan dengan isu-isu wanita yang ada di Oman. Mereka yang dipercaya untuk mengajar, melakukan pelatihan dan membuka lebih banyak kesempatan bagi wanita. Apakah seorang wanita menikah atau tidak, ia harus mampu untuk mencari nafkah, dan menyumbang pada keamanan finansial keluarganya.Â
Di dalam masjid, juga sudah terdapat ruang ibadah khusus bagi kaum wanita, kemudian para wanita juga belajar tentang agama, dan Al-Quran dari sesama yang mengkhususkan diri dalam hal ini. Untuk mencapai tujuan ini didirikan "Pusat untuk Instruksi Agama Wanita" di mana pengajarnya juga kaum wanita.
Hari Perempuan di Oman dan Kebijakan baru di OmanÂ
Selain kebijakan yang ada terkait hak-hak pemberdayaan kaum perempuan atau wanita di Oman, terdapat pula salah satu contoh daripada upaya atau kebijakan yang dilakukan pemerintah Oman, yaitu diadakannya hari kebangkitan nasional perempuan Oman setiap tanggal 17 Oktober.
Acara atau hal semacam ini bertujuan untuk membangkitkan semangat seluruh masyarakatnya yang bergender wanita, untuk bisa semangat, beraktifitas, jangan pantang menyerah, jangan takut untuk berkontribusi, serta bekerja selayak nya, dan juga tanpa batas sekat yang terdapat sebelum era Sultan Qaboos.Â