Selain pengajian selapanan yang diadakan setiap minggu pon, kelurahan Cepoko merupakan salah satu dari beberapa daerah tempat kediaman Habaib, di depan kebun buah jambu kristal terdapat rumah megah kediaman habib Umar Muthohar,Â
yang tiap Minggunya selalu kebanjiran jamaah, pengajian yang diadakan di kediaman habib Umar Muthohar ini diadakan 2 kali dalam sepekan, pengajian itu dibagi untuk Syarif dan Syarifah jamaah Habib Umar Muthohar,
lagi lagi kelurahan Cepoko memberikan contoh gotong royong berbalut spiritualitas, pengajian di kediaman Habib Umar Muthohar tidak luput dari bantuan para warga Cepoko, seperti bantuan dalam parkir motor, dan pengaturan lalu lintas,Â
warga turut membantu meskipun tanpa pamrih, sikap inilah yang diidam idamkan oleh Soekarno dalam pandangannya mengenai gotong royong yang dikutip dalam disertasi Alan Wijaya tahun 2016 mengenai pandanga Soekarno mengenai gotong royong.
Meskipun di beberapa kasus terdapat jurang pemisah antara spiritualitas warga dan gotong royong, karena berbagai alasan seperti kakunya masyarakat dalam memahami arti gotong royong sehingga menimbulkan skeptis etnosentrisme diantara masyarakat,
yang akhirnya berujung konflik SARA, sejatinya hal tersebut dapat ditepis apabila warga daerah memupuk rasa toleransi dalam berbagai segi kehidupan baik ras, suku, agama, dan kepentingan.Â
Kelurahan Cepoko sendiri merupakan daerah mayoritas agama Islam, namun dalam bermasyarakat dan bersosialisasi , warga kelurahan Cepoko memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat,Â
kegiatan natal yang berlangsung pada 25 Desember lalu menjadi bukti akan toleransi warga Cepoko, beberapa relawan yang tergabung dalam organisasi Banser kelurahan Cepoko,Â
ikut mengamankan acara yang sarat akan nilai agama tersebut, tidak heran apabila warga kelurahan Cepoko memiliki toleransi yang tinggi, role model di kelurahan Cepoko cukup banyak diantaranya Habib Umar Muthohar yang sering menyuarakan arti toleransi itu sendiri.
Gotong royong yang dibalut spiritualitas warga Cepoko tidak hanya erlihat dari acar acara pengajian rutin, namun juga dapat dilihat dari kedispilinan warga Cepoko dalam menunaikan ibadah sholat lima waktu secara berjamaah,
memang tidak membedakan daerah Cepoko dengan yang lainnya, namun kedisiplinan warga atas ibadah wajib ini dijaga sangat ketat, tidak kuarng dari 15 menit imam masjid sudah datang sehingga tidak membuat jamaah menunggu terlalu lama.