Mohon tunggu...
Mohammad Nurfatoni
Mohammad Nurfatoni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja Swasta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Super Ringkih

24 November 2014   21:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:58 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesawat terbang yang jadi representasi kecemerlangan manusia untuk mengatasi kelemahaan tak bisa terbang, bukan tanpa cela. Pesawat Boeing yang gagah itu berkali-kali jatuh tersudut. Juga kapal karam dan kereta api bertabarakan. Human error? Ketidakdisiplinan penggunanya? Justru jawaban yang juga mengarah akan kelemahan manusia.

Tapi, taruhlah Amerika yang superpower itu. Ternyata bangunan rumah- kokohnya juga rapuh oleh sapuan badai Tornado, juga badai Katrina yang memorakporandakan kawasan New Orleans, di negara bagian Louisiana.

Jadi, adakah supermanusia? Superhero? Superpower? Supermaling? Supergagah? Ada dalam imajinasi liar kita. Tapi sesungguhnya yang ada superringkih! Kita memang ringkih. Sebutir debu cukup membuat mata kita kesakitan. Sebulir batu membuat ginjal tergelepar. Sebiji paku karat menyebabkan sekarat.

Maka, dalam dzikir-dzikir kita, selalu terucap “tiada daya dan kekuatan, kecuali dari Allah” Laa haulaa walaa quwwata illa billaahi. Tanpa Dia kita bukan apa-apa, juga bukan siapa-siapa. Seperti saat lahir, kita tidak bisa apa-apa. Cair dalam aliran ibu. Saat mati pun tidak mampu berbuat apa-apa. Beku, membiru dan membisu.*

Sidojangkung, Maret 2007

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun