"gak nyangka kita sudah semester akhir, tahun ini insyaallah kita lulus", kata Asih
"Iya", jawab Wahyu.
"...dan ternyata hubungan kita juga sudah empat tahun", jawab Asih sambil memegang tangan Wahyu.
"terima kasih sudah menjagaku selama ini", jawab Asih dengan suara lirih.
kemudian kepala Asih di rebahkan pada bahu Wahyu.
Suasana kembali hening...
Wahyu bagi Asih adalah segalanya, lelaki yang dikenalnya saat pertama kali mengikuti orientasi kampus. Pintar, sederhana, baik hati, sabar dan perhatian meskipun tidak romantis. Selama jadian denganku dia juga tidak pernah melakukan hal-hal yang diluar batas, dia sangat menjagaku. Karena terlalu menjagaku, sampai-sampai Wahyu tidak pernah memegang tanganku. Kadang aku yang minta di gandeng wahyu saat menyeberang jalan, itupun setelah sampai diseberang jalan dia langsung melepaskan tanganku. Jarang ada laki-laki saat ini seperti dia. Aku sangat mempercayainya.Â
"kok senyum sendiri Asih...?.
mendengar suara Wahyu, buyar sudah lamunanku.
segera kutegakkan kepalaku dari rebahan di bahu Wahyu.
"...emm..., enggak senyum sendiri kok", jawab Asih dengan pipi yang memerah.