Oleh: Mohamad Ikhwanuddin
MASA LALU
Seorang perempuan duduk sendiri di sudut ruangan sebuah cafe yang terkenal di jakarta Selatan. Memakai baju terusan panjang motif bunga dengan paduan hijab yang serasi. Dihadapannya telah tersedia makanan ringan dan segelas minuman kopi kekinian. Sesekali bergantian melihat layar HP dan memandang ke arah pintu masuk cafe, seperti sedang menunggu seseorang. Â
Tidak terlalu lama datanglah seorang laki-laki masuk ke cafe dengan tergesa-gesa sambil melirik jam tangannya. Laki-laki tersebut langsung berjalan menuju sudut ruangan tempat duduk perempuan tersebut. Sepertinya sudah biasa dia datang ke cafe ini.Â
"Hai Asih", sapa pemuda tersebut sambil melambaikan tangannya.
"Hai Wahyu", jawab perempuan tersebut sambil melambaikan tangannya juga tanpa beranjak dari kursinya.Â
"Maaf telat datangnya".
"Sudah lama menunggu...?, tadi dijalan ada kecelakaan, jadi jalan agak tersendat", kata Wahyu,
"hemm...", Asih bergumam.
"Gak berubah, masih seperti yang dulu", sambil tersenyum.
"hahaha...", wahyu tertawa.
"Sama seperti kamu, selalu datang tepat waktu dan setia menunggu".
"Gombal ahh..., seperti anak SMA saja", balas Asih.
Wajah Wahyu sedikit memerah, tampak ada binar-binar kebahagian yang dulu pernah ada. Untungnya Asih tidak melihat, gumamku dalam hati.
Kemudian hening...
Asih menatap ke luar cafe seakan ada yang mengganjal dipikirannya sedangkan wahyu menatap Asih dengan sekali-kali menatap keluar cafe dan lantai yang ada di bawah mejanya. Tidak ada obrolan diantara mereka, hati mereka saja yang berbicara. Seakan mereka sedang mengumpulkan ingatannya atas kejadian yang pernah dialaminya 15 tahun yang lalu.
***
Sekelompak mahasiswa pecinta alam dari universitas negeri di Depok akan melakukan pendakian ke Gunung Gede Pangrango National Park. Pendaki berjumlah 25 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan, termasuk Wahyu dan Asih dalam rombongan tersebut. Setelah menempuh jarak sekitar 100 km dari Jakarta akhirnya sampailah bus carteran di pintu gerbang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Wahyu melihat jam tangan menunjukkan pukul 23.00 wib, hawa dingin mulai menusuk kulit. Dilakukan briefing kepada seluruh pendaki sebelum istirahat di homestay yang telah disediakan.Â
"Dingin...?", tegur Wahyu sambil menyodorkan syal ke Asih.
"Iya..., dinginnya terasa menembus kulit", jawab asih sambil mengambil syal dan dililitkan di lehernya.
"Terima kasih...,"lanjutnya.
"Besok kita naik dari Cibodas dan turun dari Gunung Putri",
"Istirahat di homestay dengan teman-teman tuh...", sambil Wahyu menunjuk beberapa perempuan di depan homestay.
"oh yaa hampir lupa, besok kumpul disini setelah subuh, kita naik sekitar jam 05.30 ke atas", lanjut Wahyu.
"Siap Bos", jawab Asih dengan berdiri dengan sikap sempurna dan memberi hormat.
"ah kamu..,"jawab Wahyu dengan tersenyum.
Asih langsung membalikkan badannya dan berjalan ke arah teman-temannya yang telah menunggu di depan homestay. Sedangkan Wahyu dan beberapa temannya masih mengecek perlengkapan yang baru diturunkan dari bis carteran.
"cie..cie...", kompak teman-teman Asih menggoda.
Episode Berikutnya: POSKO EMPAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H