"Sama seperti kamu, selalu datang tepat waktu dan setia menunggu".
"Gombal ahh..., seperti anak SMA saja", balas Asih.
Wajah Wahyu sedikit memerah, tampak ada binar-binar kebahagian yang dulu pernah ada. Untungnya Asih tidak melihat, gumamku dalam hati.
Kemudian hening...
Asih menatap ke luar cafe seakan ada yang mengganjal dipikirannya sedangkan wahyu menatap Asih dengan sekali-kali menatap keluar cafe dan lantai yang ada di bawah mejanya. Tidak ada obrolan diantara mereka, hati mereka saja yang berbicara. Seakan mereka sedang mengumpulkan ingatannya atas kejadian yang pernah dialaminya 15 tahun yang lalu.
***
Sekelompak mahasiswa pecinta alam dari universitas negeri di Depok akan melakukan pendakian ke Gunung Gede Pangrango National Park. Pendaki berjumlah 25 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan, termasuk Wahyu dan Asih dalam rombongan tersebut. Setelah menempuh jarak sekitar 100 km dari Jakarta akhirnya sampailah bus carteran di pintu gerbang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Wahyu melihat jam tangan menunjukkan pukul 23.00 wib, hawa dingin mulai menusuk kulit. Dilakukan briefing kepada seluruh pendaki sebelum istirahat di homestay yang telah disediakan.Â
"Dingin...?", tegur Wahyu sambil menyodorkan syal ke Asih.
"Iya..., dinginnya terasa menembus kulit", jawab asih sambil mengambil syal dan dililitkan di lehernya.
"Terima kasih...,"lanjutnya.
"Besok kita naik dari Cibodas dan turun dari Gunung Putri",