Mohon tunggu...
Qomarul Huda
Qomarul Huda Mohon Tunggu... Guru - Bapak satu anak

Masih belajar dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Raket

Seberapa Menarik Kejuaraan Dunia 2021?

13 Desember 2021   09:52 Diperbarui: 13 Desember 2021   10:19 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kejuaraan Dunia tanpa beberapa pemain top dunia (foto: kompasiana.com)

Kejuaraan dunia bulutangkis sudah dimulai hari ini di Huelva Spanyol. Ini merupakan ajang tahunan dalam kalender BFW, federasi badminton dunia. Sebagai turnamen besar, tentu banyak pemain yang menantikannya.

Titel sebagai juara dunia tentu akan menambah prestis tersendiri. Selain itu poin yang didapat saat mengikuti turnamen penutup tahun ini akan bisa berdampak pada peringkat dunia.

Tidak seperti turnamen titel Super Series, Kejuaraan Dunia tidak menyediakan hadiah uang atau prize money bagi pemain. Selain Kejuaraan Dunia, turnamen lainnya yang tidak memberikan hadiah uang adalah Thomas-Uber Cup, Sudirman Cup, Suhandinata Cup (Kejuaraan Dunia Beregu Junior), dan Eye Level Cup (Kejuaraan Dunia Individu Junior).

Ada banyak drama yang mengiringi berlangsungnya turnamen yang berlangsung dari 12 sampai 19 Desember ini. Yang pertama berkaitan dengan merebaknya kasus Covid-19 yang mulai meningkat khususnya di Eropa. Tercatat ada 10 negara yang sudah ada konfirmasi kasus.

Yang cukup menyita perhatian saat dilaporkan 8 pemain dan 5 staff klub sepakbola Inggris Tottenham Hotspur dinyatakan positif. Hal ini membuat laga spurs melawan Rennes dalam ajang Europa Conference League harus ditunda.
Walaupun begitu BWF tetap menggelar turnamen tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.

Hal kedua yang menyita perhatian adalah absennya para pemain top dunia dari ajang ini. Pada sektor tunggal putra, pemain nomor 2 dunia Kento Momota telah menarik dari dari kejuaraan dunia untuk memulihkan cideranya.

Kemarin pebulutangkis Perancis Thoma Junior Popov juga batal bertanding karena pelatihnya positif Covid-19. Dua pemain China Shi Yuqi dan Chen long juga mundur. 

Tunggal putri juga mengalami hal yg sama. Chen Yufei, Saina Nehwal juga menyatakan mundur. Yang terbaru ratu bulutangkis Spanyol Carolina Marin juga mengumumkan ketidakikutsertaannya. Sebenarnya Marin sangat diharapkan bisa bertanding di depan publik sendiri. 

Bukan tanpa sebab memang. Marin merupakan sosok yang mendobrak bangkitnya bulutangkis Spanyol yang notabene belum menjadi olahraga favorit di negara tersebut. Prestasi Marin bukan kaleng-kaleng. Ia merupakan peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016. 

Ia juga menjadi ratu Kejuaraan Dunia dengan meraih tiga kali meraih juara. Berkat berbagai prestasinya, namanya diabadikan menjadi nama venue kejuaraan dunia saat ini, Carolina Marin Stadium. Namun ia masih dalam masa penyembuhan setelah menjalani operasi lutut yang tidak memungkinkan untuk bertanding.

Walaupun beberapa pemain top mundur, namun turnamen ini tetap menarik untuk disimak. Apalagi dengan para pemain China yang mulai turun gunung setelah banyak yang tidak mengikuti berbagai turnamen tahun ini.

Yang terakhir tentu mundurnya skuad timnas bulutangkis Indonesia. Persatuan bulutangkis seluruh Indonesia PBSI secara resmi menyatakan menarik diri dari BWF world championship atau kejuaraan dunia tahun ini.

Merebaknya virus Covid-19 Omicrom di Eropa menjadi pertimbangan. Keputusan ini tentu menimbulkan pro kontra. Di satu sisi banyak yang mendukung dengan alasan demi keamanan dan kesehatan atlet menjadi pertimbangan utama. 

Di sisi lain banyak juga yang mengkritik. keputusan ini. BWF selaku induk organisasi bulutangkis dunia menyayangkan absennya tim Indonesia di Spanyol.

Bahkan seorang jurnalis Denmark dengan keras mengkritik keputusan sebagai hal yang memalukan. Namun keputusan sudah diketok. Pengalaman pahit di All England tentu masih membekas dan sulit dilupakan. Ya, saat pagelaran all England tahun ini, tim bulutangkis Indonesia dipaksa untuk mundur karena aturan pemerintah Inggris.

Ironisnya keputusan ini diambil saat para pemain sudah mulai bertanding dan para official merasa diperlakukan dengan layak. Para pemain, pelatih, pengurus dan pecinta bulutangkis tanah air memendam kekecewaan yang besar.

Mungkin PBSI tidak ingin kejadian di all England terjadi lagi di Spanyol. Rasanya memang hambar jika turnamen bulutangkis tidak dihadiri para pemain Indonesia. Namun, Kejuaraan Dunia tetap berjalan dan masih menarik terlepas dari mundurnya beberapa pemain dunia dan tim Indonesia. Pemain yang bertanding akan bertarung habis-habisan untuk menutup tahun ini dengan status juara dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun