Kejuaraan dunia bulutangkis sudah dimulai hari ini di Huelva Spanyol. Ini merupakan ajang tahunan dalam kalender BFW, federasi badminton dunia. Sebagai turnamen besar, tentu banyak pemain yang menantikannya.
Titel sebagai juara dunia tentu akan menambah prestis tersendiri. Selain itu poin yang didapat saat mengikuti turnamen penutup tahun ini akan bisa berdampak pada peringkat dunia.
Tidak seperti turnamen titel Super Series, Kejuaraan Dunia tidak menyediakan hadiah uang atau prize money bagi pemain. Selain Kejuaraan Dunia, turnamen lainnya yang tidak memberikan hadiah uang adalah Thomas-Uber Cup, Sudirman Cup, Suhandinata Cup (Kejuaraan Dunia Beregu Junior), dan Eye Level Cup (Kejuaraan Dunia Individu Junior).
Ada banyak drama yang mengiringi berlangsungnya turnamen yang berlangsung dari 12 sampai 19 Desember ini. Yang pertama berkaitan dengan merebaknya kasus Covid-19 yang mulai meningkat khususnya di Eropa. Tercatat ada 10 negara yang sudah ada konfirmasi kasus.
Yang cukup menyita perhatian saat dilaporkan 8 pemain dan 5 staff klub sepakbola Inggris Tottenham Hotspur dinyatakan positif. Hal ini membuat laga spurs melawan Rennes dalam ajang Europa Conference League harus ditunda.
Walaupun begitu BWF tetap menggelar turnamen tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.
Hal kedua yang menyita perhatian adalah absennya para pemain top dunia dari ajang ini. Pada sektor tunggal putra, pemain nomor 2 dunia Kento Momota telah menarik dari dari kejuaraan dunia untuk memulihkan cideranya.
Kemarin pebulutangkis Perancis Thoma Junior Popov juga batal bertanding karena pelatihnya positif Covid-19. Dua pemain China Shi Yuqi dan Chen long juga mundur.Â
Tunggal putri juga mengalami hal yg sama. Chen Yufei, Saina Nehwal juga menyatakan mundur. Yang terbaru ratu bulutangkis Spanyol Carolina Marin juga mengumumkan ketidakikutsertaannya. Sebenarnya Marin sangat diharapkan bisa bertanding di depan publik sendiri.Â
Bukan tanpa sebab memang. Marin merupakan sosok yang mendobrak bangkitnya bulutangkis Spanyol yang notabene belum menjadi olahraga favorit di negara tersebut. Prestasi Marin bukan kaleng-kaleng. Ia merupakan peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.Â
Ia juga menjadi ratu Kejuaraan Dunia dengan meraih tiga kali meraih juara. Berkat berbagai prestasinya, namanya diabadikan menjadi nama venue kejuaraan dunia saat ini, Carolina Marin Stadium. Namun ia masih dalam masa penyembuhan setelah menjalani operasi lutut yang tidak memungkinkan untuk bertanding.