Melalui akses teknologi dan internet yang semakin canggih dan mudah diakses membuat anak-anak bisa dengan leluasa melihat dunia luar dengan budaya barat yang kurang sesuai dengan nilai-nilai kesopanan ketimuran.Â
Dunia hiburan televisi sekarang juga lebih senang memberikan suguhan yang dapat memberikan keuntungan besar tanpa mempedulikan apakah bersifat mendidik atau tidak. Memprihatinkan karena tayangan televisi tidak lepas dari unsur pornografi, kekerasan dan mistik.
Kedua, kurangnya perhatian orangtua terhadap perkembangan sang anak. Apalagi di kota-kota besar, para orangtua lebih lebih banyak menghabiskan waktu untuk berburu rupiah sehingga jarang berkumpul dengan keluarga. Tidak jarang kita sering mendengar kasus broken home karena sang anak tidak mendapat kasih sayang dan ajaran etika dari orangtua yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Selain itu juga bisa disebabkan lingkungan keluarga yang tidak berusaha mengajarkan kebiasaan melakukaan budaya sopan santun. Faktor orangtua dan keluarga sangat berpengaruh terhadap pendidikan karakter siswa.Â
Ketiga, sang siswa berada pada kelas sosial tinggi. Ia menganggap mempunyai derajat lebih tinggi dari guru sehingga merasa bisa berbuat seenaknya sendiri (tidak ngajeni menurut istilah orang Jawa) dan menganggap semuanya berdasar materi. Bisa juga karena orangtua punya jabatan atau pengaruh sehingga merasa bisa dijadikan tameng untuk berbuat semaunya
Pendidikan tentang moral dan akhlaq hendaklah dikuatkan sejak dini supaya mempunyai pondasi yang kuat. Tugas ini tidak hanya menjadi tanggungjawab guru, karena orangtua mempunyai peran yang paling besar karena mereka berinteraksi tiap hari dengan anaknya.Â
Guru yang katanya digugu dan ditiru hendaknya bisa menjadi contoh atau tauladan yang baik. Bertindak yang mencerminkan nilai kesopanan kepada siswa merupakan pembelajaran terbaik yang akan mudah diingat dan ditiru siswa.Â
Akhirnya, saya akhiri tulisan ini dengan menguti pernyataan Dr. Hj Erma Pawitasari, seorang doktor Pendidikan Islam: "Otak manusia tidak hanya berfungsi untuk mengolah informasi kognitif, namun juga nalar dan karakter (akhlaq). Apabila kemampuan nalar dan akhlaq rendah, maka kemanusiaan akan jatuh pada titik nadir".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H