Mohon tunggu...
Qomarul Huda
Qomarul Huda Mohon Tunggu... Guru - Bapak satu anak

Masih belajar dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semangat Mengabdi di Tengah Pandemi

3 November 2020   10:55 Diperbarui: 3 November 2020   10:59 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nadiem Makarim selaku Mendikbud sudah menyatakan bahwa Kemendikbud menggelontorkan dana sebesar 405 milyar untuk pencegahan Covid-19 yang dialokasikan sebagian besar untuk edukasi Covid-19, peningkatan kapasitas dan kapabilitas Rumah Sakit Pendidikan, Rapid Test massal, pengadaan bahan habis pakai, serta menggerakkan  banyak relawan dari unsur mahasiswa (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/kemendikbud-realokasi-anggaran-rp405-miliar-untuk-penanganan-Covid-1919).

Dengan kondisi yang serba sulit saat ini, kami para guru berusaha semaksimal mungkin untuk tetap optimis dalam mendidik anak bangsa. Sekolah dan guru memutar otak bagaimana supaya pembelajaran daring bisa berlangsung dan materi dapat diterima siswa. Pengetahuan tentang pemanfaatan media pembelajaran mutlak diperlukan untuk menopang kegiatan pembelajaran melalui dunia maya ini. 

Berbagai pelatihan, diklat diikuti melaui berbagai webinar yang banyak diselenggarakan berbagai institusi selama pandemi ini berlangsung. Mau tidak mau guru-pun harus siap menyesuaikan zaman yang sudah semakin canggih. Berbagai macam aplikasi pembelajaran seperti Googleclassroom, Zoom, Webex, Quizizz, Googleformulir kini menjadi familiar bagi kami para guru.

Semangat dan Optimisme

Pada awal-awal memang serba sulit karena juga harus menjelaskan kepada siswa (secara online) bagaimana cara menggunakana media pembelajaran tersebut.

Seperti sudah saya singgung diatas, keresahan muncul tentang kuota internet yang penggunaannya lebih banyak dibandingkan hari biasa. Keluhan ini banyak sekali kita lihat di berbagai media sosial. Hal ini tidak hanya dirasakan orangtua dan siswa. Guru juga tentu juga membutuhkan kuota untuk mendukung pembelajaran daringnya. 

Ini masih ditambah tidak semua siswa mempunyai smartphone. Walau kelihatan sepele, namun pemerintah memperhatikan serius masalah ini karena dengan diterapkannya pembelajaran daring/online/PJJ atau apapun istilahnya maka wajib ada akses pendukungnya salah satunya kuota internet plus kondisi jaringannya.

Kami (guru dan sekolah) tentu telah sangat berhati-hati menyikapi ini. Beberapa sekolah membuat terobosan dengan melakukan home visit, baik itu untuk kelompok kecil siswa maupun untuk satu siswa yang perlu penanganan langsung ke rumah.

Beberapa waktu lalu sempat viral sebuah sekolah di Grobogan yang membuat gebrakan "Jogo Siswo" yang terinspirasi dari program Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yaitu mengunjungi ke rumah siswanya khususnya yang tidak mempunyai smartphone untuk memastikan para siswanya tetap mendapatkan hak pembelajaran.

Kami para guru yang berada di garis depan untuk mencerdaskan anak bangsa tetap optimis untuk mendidik para siswa di tengah pandemi Covid-19.

Ketika diberlakukan Work From Home banyak guru yang mengikuti webinar maupun pelatihan secara daring untuk menambah ilmu dan wawasannya. Menyusun materi untuk pembelajaran daring. Ini menjadi tantangan tersendiri karena tidak bisa dipungkiri bahwa anak lebih paham pada materi jika diajarkan secara langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun