Mohon tunggu...
Mohammad Lukmanefendi
Mohammad Lukmanefendi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa aktif prodi ekonomi syariah FEBI UIN Khas Jember

Tidak ada kenikmatan kecuali sesudah kepayahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Beras langka ? Petani bingung ibarat ayam mati di lumbung padi

20 Oktober 2023   00:00 Diperbarui: 20 Oktober 2023   07:28 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kelangkaan beras di Indonesia merupakan permasalahan yang serius dan harus ditangani dengan serius pula"

Beras adalah salah satu komoditas pangan utama di Indonesia, dan negara ini memiliki sejarah panjang sebagai penghasil beras terbesar di dunia,Beras merupakan salah satu makanan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita mengkonsumsi beras sebagai sumber karbohidrat yang memenuhi kebutuhan energi tubuh. Tidak hanya itu, beras juga memiliki nilai budaya dan tradisi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di berbagai belahan dunia.

Kelangkaan beras di Indonesia adalah masalah yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang komprehensif dari semua pihak terkait. 

Dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, petani, serta sektor swasta dan masyarakat untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan guna memastikan ketersediaan beras yang memadai bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kenaikan harga beras menyulut inflasi.Harga beras terpantau masih belum stabil turun, meski posisi saat ini sudah melandai. Secara rata-rata nasional bulanan, harga bulan Oktober 2023 masih jauh di atas harga bulan Oktober 2022, bahkan melampau harga tertinggi tahun lalu.

Rata-rata nasional harga eceran beras premium tercatat naik ke Rp14.900 per kg di bulan Oktober 2023, dibandingkan sebulan sebelumnya di Rp14.170 per kg. Harga di bulan Oktober 2022 tercatat masih di Rp12.630 per kg.

Begitu juga harga beras medium, rata-rata nasional eceran bulan Oktober 2023 naik ke Rp13.220 per kg dari sebulan sebelumnya di Rp12.840 per kg. Harga di bulan Oktober 2022 tercatat masih di Rp11.070 per kg.

Harga tersebut mengacu pada Panel Harga Badan Pangan, diakses hari ini, Kamis (12/10/2023) pukul 19.08 WIB.

Kelangkaan beras dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi cuaca yang buruk yang dapat mengganggu produksi dan distribusi beras, penyakit tanaman atau hama yang dapat merusak tanaman padi, penggunaan lahan pertanian yang tidak efektif, atau bahkan masalah politik atau ekonomi yang dapat mempengaruhi impor dan ekspor beras dari dan ke suatu negara.

Pupuk menjadi keluhan utama di kalangan petani,di karenakan kelangkaan dan mahalnya harga pupuk yang di sebabkan seperti kenaikan harga bahan baku untuk pembuatan pupuk, biaya produksi yang tinggi, masalah logistik dan distribusi, serta fluktuasi nilai tukar mata uang. Selain itu, kebijakan pemerintah seperti adanya subsidi, peraturan impor dan ekspor, serta regulasi sektor pertanian juga dapat mempengaruhi harga pupuk di pasar.

Terkadang kelangkaan pupuk di musim tertentu atau wilayah tertentu juga dapat menyebabkan harga pupuk menjadi lebih mahal. Hal ini dapat berdampak negatif pada petani dan sektor pertanian secara keseluruhan, karena biaya produksi pertanian akan lebih tinggi dan dapat mengurangi keuntungan yang diperoleh dari hasil panen.

Kelangkaan juga di sebabkan atas keserakahan manusia dan juga cobaan yang Allah turunkan seperti firman-nya "Dan jika Kami kehendaki, niscaya Kami hapuskan nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka tiadalah bagi mereka jalan (yang dapat digunakan) untuk keluar (dari kesulitan itu)." (QS. Al-Mu'minun: 56).Ayat di atas menggambarkan bahwa Allah SWT memegang kendali penuh atas nikmat yang diberikan-Nya kepada umat manusia, termasuk makanan. Jika Allah berkehendak, maka ia dapat menghapuskan nikmat tersebut dan menimbulkan kelangkaan.

Maka dari itu kita  memerlukan solusi yang tepat. Selain meningkatkan produksi beras, ada beberapa tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pertama, pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan pengaturan harga yang efektif untuk mencegah spekulasi harga dan menjaga stabilitas harga beras. Kedua, petani perlu diberi insentif dan dukungan yang cukup untuk meningkatkan produksi beras. Ketiga, kita semua perlu menjadi lebih bijak dalam menggunakan beras dan menghindari pemborosan. Dengan tindakan-tindakan seperti ini, kita dapat bersama-sama mengatasi kelangkaan beras dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua orang.

 

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun