Mohon tunggu...
Mohammad Lukmanefendi
Mohammad Lukmanefendi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa aktif prodi ekonomi syariah FEBI UIN Khas Jember

Tidak ada kenikmatan kecuali sesudah kepayahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Beras langka ? Petani bingung ibarat ayam mati di lumbung padi

20 Oktober 2023   00:00 Diperbarui: 20 Oktober 2023   07:28 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang kelangkaan pupuk di musim tertentu atau wilayah tertentu juga dapat menyebabkan harga pupuk menjadi lebih mahal. Hal ini dapat berdampak negatif pada petani dan sektor pertanian secara keseluruhan, karena biaya produksi pertanian akan lebih tinggi dan dapat mengurangi keuntungan yang diperoleh dari hasil panen.

Kelangkaan juga di sebabkan atas keserakahan manusia dan juga cobaan yang Allah turunkan seperti firman-nya "Dan jika Kami kehendaki, niscaya Kami hapuskan nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka tiadalah bagi mereka jalan (yang dapat digunakan) untuk keluar (dari kesulitan itu)." (QS. Al-Mu'minun: 56).Ayat di atas menggambarkan bahwa Allah SWT memegang kendali penuh atas nikmat yang diberikan-Nya kepada umat manusia, termasuk makanan. Jika Allah berkehendak, maka ia dapat menghapuskan nikmat tersebut dan menimbulkan kelangkaan.

Maka dari itu kita  memerlukan solusi yang tepat. Selain meningkatkan produksi beras, ada beberapa tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pertama, pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan pengaturan harga yang efektif untuk mencegah spekulasi harga dan menjaga stabilitas harga beras. Kedua, petani perlu diberi insentif dan dukungan yang cukup untuk meningkatkan produksi beras. Ketiga, kita semua perlu menjadi lebih bijak dalam menggunakan beras dan menghindari pemborosan. Dengan tindakan-tindakan seperti ini, kita dapat bersama-sama mengatasi kelangkaan beras dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua orang.

 

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun