Saya tertarik dari potongan 'cuma cukup untuk makan'. Pasalnya kutipan itu agaknya masih relevan hingga sekarang saya sudah menjadi orangtua. Sehingga potret orangtua yang sampai harus menjual aset untuk menebus pendidikan anak, seolah lumrah. Demikian menunjukkan bahwa pendidikan tak semudah itu dijangkau setiap kalangan.Â
Agaknya, negara perlu memberi perhatian ekstra terkait masalah ini. Kita tidak tahu, pihak kampus bisa saja enggan mempertimbangkan nominal upah minimum sebelum mematok biaya kuliah bulanan. Jika terus begitu, tidak menutup kemungkinan pendidikan bakal menjadi barang ekslusif suatu saat kelak. Sementara potensi anak bangsa harus terkubur dan tak bisa punya banyak pilihan selain profesi "apa aja yang penting halal". Sedih, bukan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H