Mohon tunggu...
Mohammad Jhon Abdullah
Mohammad Jhon Abdullah Mohon Tunggu... -

Seorang yang ingin mencari dan berbagi Kebenaran \r\n.\r\nIslam Universal = Islam Ilmiah = Islam rahmatan lil alamin

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rasional dan Empiris

4 Agustus 2012   08:04 Diperbarui: 4 April 2017   17:50 22867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

.

Abstraksi KETIADAAN atau KEMUSTAHILAN

Sedangkan abstraksi “ketiadaan” atau “kemustahilan” suatu bayangan atau pikiran tentang suatu yang “tidak ada sama sekali” atau “ketiadaan”.

(agak susah bahasanya)

.

Nah yang dimaksud dengan Pendekatan empiris yakni pendekatan yang berdasarkan “Keberadaan Real”.

Sedangkan rasional itu menurut Kant adalah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan aturan hukum alam. Dengan kata lain, menurut Kant rasional itu ialah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam. Bisa disebut juga dengan logis-rasional.

Rasional atau logis rasional dalam  ontologis derajatnya masuk dalam kategori Imajiner yang terbentuk atas persepsi Realita Empiris (kondisi alam) yang faktual. Fungsi Rasional atau Logis-Rasional adalah sebagai relasi atau komparasi antar obyek dalam realitas empiris, Ia membandingkan, mengukur, dan mengidentifikasikan tiap tiap obyek.

.

----------------Pembahasan-----------------

.

Penjelasan mudahnya Empiris

Empiris merupakah hal yang dapat di Inderawi. Hal hal yang dirasakan oleh manusia dengan indranya.

Contoh :

Api merupakan suatu yang panas karena pernah menyentuhnya

Es merupakan suatu yang dingin karena pernah menyentuhnya

Gunung itu besar karena pernah melihatnya dan membandingkan dengan bukit

Lautan itu dalam karena pernah tenggelam

Dan lain lain

.

Rasional

Rasional merupakan hal yang didapat dari pikiran manusia

Atau bahasa sulitnya Rasionalisme adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma atau ajaran agama.

Contoh :

Contoh pertama

Ketika kita melihat Tv yang tidak berfungsi dengan baik maka dapat di “pikir” dan dipastikan kalo ada komponen di dalam TV yang rusak atau sudah perlu diganti. Pemikiran tentang ada sesuatu yang tidak beres ini merupakan suatu hal rasional yang timbul dari fenomena TV.Dan dapat dipastikan pikiran rasional ini benar.

.

Contoh Kedua

Ketika kita melihat rumah terdapat di tengah hutan seperti link digambar

http://bestautodesign.com/wp-content/uploads/2010/09/Forest-House-Design-by-Willis-N.-Mills.jpg

“pikiran” pasti mulai memunculkan ide bahwa rumah tersebut ada yang membuat.

Hal seperti itu merupakan bentuk rasional yang tercipta dari pikiran kita dan dipastikan bahwa rumah tersebut ada yang mebuat dan tidak mungkin rumah tersebut terbentuk sendirinya dimana alasan alasannya seperti bahan bahan rumah tersebut tidak terdapat dalam 1 kawasan . struktur rumah tersebut tidak bisa dibuat tanpa ada penyusun awal. Perlu konsep matang dan pengerukan dari tanah dll. Hal tersebut merupakan bentuk pemikiran rasional.

.

Contoh Ketiga

Ketika kita berbicara mengenai “cahaya” yang begitu terang. Dan ketika kita tahu bahwa cahaya merupakan “benda”. Dan pengamatan kita akan cahaya yang begitu tiba tiba menerangi daerah dengan luas yang jauh dapat dipastikan bahwa pikiran kita akan menyimpulkan bahwa Cahaya memiliki “kecepatan yang tinggi” meskipun tidak mengetahui kecepatan yang pastinya.

.

Contoh Keempat

Permasalahan “konsep jumlah kebenaran” ketika kita berbica mengenai jumlah kebenaran maka seperti tulisan sebelumnya Tentang “Konsep Kebenaran” (http://filsafat.kompasiana.com/2012/07/15/konsep-kebenaran/) . maka jumlah kebenaran tidak banyak dan kebenaran sesuai konteks. Hasil pemikiran ini merupakan bentuk rasional.

.

Terkadang kebenaraan tidak perlu dicari dengan 2 metode Empiris dan Rasioan namun bisa dicari dengan 1 metode saja.

Correct Me If I am Wrong

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun