Setelah kurang lebih setengah jam melanjutkan perjalanan, kakak yang mau tertidur dibangunkan kembali dengan suara berisik. Kakak bangun dan melihat apa yang terjadi. Kakak melihat om parjo sedang berbicara dengan beberapa petugas gabungan dhek, ada Polisi, ada tentara dan yang lainnya. Di samping om Parjo ada juga pakdhe Tumiran dan om Budi yang ikut dalam rombongan kami ikut berbincang-bincang dengan mereka.
Seorang petugas tiba-tiba menghampiri mobil kakak, membuka pintu mobil dan selanjutnya melihat kakak dan seluruh rombongan yang ada di dalam mobil. Terlihat tangannya mencorat-coret kertas yang dibawanya untuk selanjutnya menutup kembali pintu mobil.
Setelah kurang lebih seperempat jam mereka "bernegosiasi" dengan petugas gabungan tersebut, kakak lihat Om Parjo, pakdhe Tumiran dan om Budi kembali ke mobil dengan lesu. Pakdhe Tumiran dan om Budi masuk ke mobil dengan muka ditekuk, sepertinya kecewa sekali.
 " Mohon maaf, terpaksa, kita harus kembali ke Jakarta. Sudah tidak ada jalan. Semua travel yang lewat jalan-jalan tikus semuanya tertangkap dan suruh putar balik" Demikian kata om Parjo kepada kami semua. Kami terhenyak kaget. Oh my God! Bisa dibayangkan dhek bagaimana perasaan kakak saat itu. Kakak sampai menangis dhek, kalau teringat tidak bisa ketemu kamu di hari lebaran ini. Selanjutnya mobil kami pun putar balik kembali ke Jakarta. Kakak yakin, penumpang lain menyimpan perasaan yang sama seperti kakak, kecewa, marah, sedih dan campuran perasaan lainnya.
Dengan kejadian tersebut, maka mohon maaf dhek, Lebaran kali ini kakak ndak bisa pulang. Jangan sedih ya dhek, betul juga, kita harus dukung pemerintah. Semuanya itu pasti bertujuan baik agar virus corona ini tidak menyebar ke kampung-kampung. Hehehe... kakak sendiri masih ragu-ragu jangan-jangan kakak bisa juga menjadi pembawa virus Corona, wong kakak juga belum pernah diperiksa dan dicek.
Bagaimana dengan hadiah adhek, baju koko yang mirip kepunyaan ustad Modin?. Jangan khawatir, kebetulan om Burhan mau pulang dengan istrinya pakai motor. Kakak titipkan mereka, sekaligus titip surat ini dan juga sedikit uang untuk lebaran adhek dan mbah di kampung.
Sampai di sini surat kakak, dhek. Sekali lagi mohon maaf, kakak ndak bisa pulang kampung. Kakak minta maaf lahir batin apabila selama ini ada salah terhadap adhek. Salam juga untuk mbah di kampung, semoga tetap diberi kesehatan dan umur yang panjang. Aamiin.
Oh iya, sedikiti lupa dhek,
Kakak mau titip pesan. Kalau habis lebaran adhek nanti ziarah ke kuburan, tolong titip pesan dan salam kakak untuk bapak dan ibu di sana. Katakan kalau kakak sudah bekerja di Jakarta, kakak bangga dengan bapak dan ibu, kakak juga berterima kasih kepada mereka. Katakan kakak sudah jadi orang baik, sudah rajin sembahyang dan mengaji.
Satu lagi, katakan pada mereka dhek, kakak kangen bapa dan ibu. Kangen elusan dan belaian tangan mereka. Jangan menangis ya dhek, kita berdoa semoga mereka bahagia di Surga. Suatu saat kita juga akan bertemu dengan mereka.
Terima kasih