Mohon tunggu...
Mohamad Ramadhan Argakoesoemah
Mohamad Ramadhan Argakoesoemah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen STIE Indonesia Banking School

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Strategi Perbankan Menghadapi Perusahaan Startup Fintech Peer-to-Peer Lending pada Era Digitalisasi

27 Agustus 2023   21:32 Diperbarui: 27 Agustus 2023   21:35 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, fintek sangat berbeda dengan bank karena fintek ini tidak memberikan kredit melainkan hanya membantu dalam mengalokasikan dari lender kepada borrower (kepada orang-orang yang memiliki dana banyak kepada orang-orang yang membutuhkan alokasi dana). 

Hal tersebut biasa disebut alokasi kapital, bukan pemberian kredit seperti di bank. Tanpa adanya edukasi mengenai fintek kepada masyarakat dan kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan, industri fintek peer to peer lending ini tidak akan dapat berjalan dengan baik sekarang.

Fintek ini menghindari adanya human eror karena dijalankan secara tepat waktu dengan bantuan teknologi digital. Dewan penasihat serta komite etika mengawasi berjalannya industri fintek ini dengan setiap klaster industri fintek ini terdapat masing-masing dewan pengawasnya.

Sudah 16% pelaku dari industri fintek ini yang sudah mendistribusikan dana hingga lebih dari 1 triliun rupiah. Produktivitas dari peer to peer lending bervariasi sekali. Akses masyarakat kepada fintek masih selalu dikembangkan.

Pengembangan teknologi juga masih terus dilakukan agar industri ini bisa terus berkembang ke depannya di Indonesia. Hal yang utama juga yaitu dukungan dari berbagai pihak di antaranya dari para regulator dan seluruh elemen masyarakatnya. 

Teknologi bisa menyelesaikan berbagai permasalahan tetapi teknologi tidak bisa menyelesaikan seluruh permasalahan. Kita hidup di dunia nyata serta tidak bisa selalu bergantung kepada teknologi. 

Hal yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengaplikasikan teknologi dengan permasalahan yang tepat agar permasalahan tersebut bisa terselesaikan. Di balik dari keunggulan tentunya ada juga kekurangannya.

Kita harus tahu teknologi apa yang akan kita gunakan dan kembangkan dengan maksimal pada industri tersebut. Fintek ini sudah mulai muncul di Indonesia sejak pada tahun 2008 dan masih terus dikembangkan lagi hingga saat ini. 

Selalu saja ada permasalahan teknis di dalam teknologi di antaranya permasalahan keamanan data. Untuk menghindari hal tersebut maka seluruh fintek harus memenuhi standarisasi yang telah ditentukan. Namun, meskipun telah memenuhi dari standarisasi tetapi tidak bisa dipastikan tidak akan bisa terkena retas. Hal ini harus selalu diwaspadai berbagai pihak.

Fintek juga melakukan berbagai pendekatan dengan berbagai kementerian dan berbagai lembaga keuangan mikro untuk membangkitkan perekonomian di daerah dan meningkatkan kinerja UMKM di berbagai sektor. 

Mengembangkan sektor UMKM untuk lebih berkembang dan dilirik oleh investor agar memudahkan pemberian pinjaman modal bagi mereka. Contoh nyata dari perusahaan fintek peer to peer lending yaitu TaniFund yang sudah meraih RAB 90 hari, yaitu setelah 90 hari masa pinjaman maka peminjam yang berasal dari para petani di seluruh negeri masih dapat membayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun