Secara simpel, apa pun yang saya kerjakan maka akan saya kerjakan sebaik-baiknya. Saya selalu memastikan bahwa saya adalah orang yang menonjol di atas rata-rata. Dengan menggunakan kemampuan leadership, saya selalu ingin menyelesaikan permasalahan di kantor. Skilled influencer diperlukan yaitu mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Saya akan melakukan pekerjaan dengan baik, tergantung dengan atasan yang meng-influence saya selama bekerja. Personally credible diperlukan juga dalam berkarier karena berhubungan dengan personal branding yang mempengaruhi orang lain untuk mengikuti diri saya.
Saya selalu ingin bersama-sama orang lain secara kolaboratif dalam bekerja. Saya juga berusaha driven to deliver yaitu menghasilkan sesuatu yang memotivasi orang lain. Saya juga selalu bersemangat jika ditantang untuk berkembang lebih baik lagi. Saya harus menggunakan kedua sisi otak kita untuk membantu atasan saya. Namun terdapat lima tantangan terbesar sebagai sosok atasan yang dapat diterapkan juga oleh bawahan, adalah sebagai berikut:
- Pastikan semua bawahan sehat rohani dan jasmani. Jangan sampai ada yang sakit. Jika bawahan tidak suka kepada atasan, maka karier atasan akan terancam. Tugas atasan bergantung juga kepada bawahannya.
- Kalau ada permasalahan maka menjadi tanggung jawab atasan. Jika ada keberhasilan maka menjadi keberhasilan bawahannya. Anak buah harus diberikan bimbingan dan dihargai ketika berhasil. Perlakuan kepada rekan kerja juga harus bagus.
- Sebagai pimpinan harus memahami perbedaan suku bangsa, pembawaan etnis dan tingkah laku.
- Usahakan agar semua bawahan terasa terikat, senang tinggal di bagian unit kerja, berusaha melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya, merasa memiliki unit kerjanya, dan membicarakan yang baik-baik saja mengenai kantor.
- Jadilah pemimpin yang serius, jiwanya berada di kantor, dan berada di atas rata-rata untuk mencapai puncak tertinggi.
Jika terdapat perubahan, biasanya hanya 20 persen yang mendukung perubahan, 20 persen menolak perubahan, dan 60 persen melihat terlebih dahulu apakah perubahan itu menguntungkan. Pastikan yang 60 persen menjadi mendukung perubahan. Sebagai pimpinan harus terbuka mengenai apa yang sedang dilakukan dan apa yang akan dilakukan berkaitan dengan orang banyak. Pimpinan harus dapat berkomunikasi dengan semua level. Ketika saya membuat keputusan yang agak berat, saya harus sangat berhati-hati dan jangan sampai ada public rumor di kantor. Dengan otak kanan, saya dapat memikirkan apa yang akan dicapai di masa depan. Harus ada pikiran bahwa perusahaan harus berhasil berjalan selama-lamanya. Visi itu menyebabkan pegawai terinspirasi.
Sebagai pegawai LPPI, saya harus tahu arah pergerakan LPPI itu mau ke mana. Dalam mengambil keputusan, saya harus melihat visi sejalan dengan yang saya inginkan. Pimpinan harus sudah tahu apa yang diinginkan dengan diadakan juga rapat berulang-ulang untuk menyusun visi. Visi yang disusun sendiri sama juga dengan visi yang disusun bersama. Sedangkan dengan otak kiri saya dapat membuat perencanaan. Hal terpenting dalam membuat perencanaan adalah prosedur disertai pengawasan berjalannya SOP dalam pelaksanaannya. Saya selalu menunjukkan betapa seriusnya saya dalam bekerja di kantor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H