Memang masih diperlukan adanya edukasi dan sosialisasi secara terus menerus. Tidak hanya di empat pasar itu saja, tapi secara bertahap semua pasar tradisional di Yogyakarta akan diterapkan QRIS. Sudah ada kerja sama dengan Bank BPD DIY sebagai penyedia layanan. Sementara menurut Lurah Pasar Beringharjo Barat, baru terdapat sekitar 100 pedagang di areanya yang memiliki QRIS, terutama pedagang makanan yang berada di depan pasar. Mayoritas kegiatan transaksi di pasar tersebut masih menerapkan uang tunai. Sedangkan, pedagang suvenir atau pun batik sudah banyak yang menerapkan transaksi non tunai melalui mesin EDC dari berbagai bank.
Sering kali ketika kita melakukan transaksi pembayaran secara tunai setelah berbelanja namun penjual tidak mempunyai uang kecil untuk kembalian. Hal ini sering terjadi di Indonesia, terutama jika berbelanja di pasar tradisional, warung atau kaki lima dan uang kembaliannya diganti permen. Mengganti uang kembalian dengan permen atau selain uang itu sebenarnya dilarang karena tidak memenuhi prinsip jual beli yang baik dan benar. Namun jika kita membayar secara non-tunai apalagi dengan kode QRIS, kita tidak perlu kontak langsung dengan penjual atau pun alat pembayaran dan pasti yang kita bayarkan sesuai nominal pembeliannya tanpa ada kekurangan uang kembalian. Kode QRIS juga mulai dimanfaatkan oleh pelaku UMKM di Yogyakarta yang sudah memulai bisnisnya secara daring dengan transaksi pembayarannya menggunakan QRIS di toko daring mereka.
Menurut saya kode QRIS memang merupakan kanal pembayaran digital yang memudahkan konsumen dan memajukan UMKM di Indonesia, bukan hanya di wilayah Yogyakarta saja. Kode QRIS juga bisa digunakan untuk pembayaran donasi atau sekedar memberikan sejumlah dana kepada keluarga atau teman kita. Masyarakat kini sudah mulai memantapkan diri sejalan dengan mendukung misi pemerintah dalam menggalakkan cashless society. Hal ini dikarenakan sejak diluncurkan pada 17 Agustus 2019 lalu, kehadiran kode QRIS telah memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat maupun pelaku usaha. Bank Indonesia terus berkomitmen untuk memperluas penggunaan kode QRIS di Indonesia menuju 12 juta merchant.
Adanya pengembangan QRIS tanpa tatap muka menjadi salah satu wujud nyata dukungan Bank Indonesia bersama ASPI dan PJSP dalam memberikan kemudahan kepada merchant maupun pembeli. Dengan kemudahan ini maka mereka dapat tetap bertransaksi dengan aman dan nyaman meskipun berada di tengah pandemi Covid-19. Dari QRIS di Yogyakarta, saya memahami jika keberadaannya memberikan manfaat baik bagi pedagang pasar tradisional, pedagang UMKM, penyedia tempat wisata, penginapan, maupun pembeli lokal dan pendatang yang datang dari luar wilayah Yogyakarta. Penggunaan QRIS ini sangat mudah karena hanya tinggal tempelkan kode QR saja. Ide Bank Indonesia mengenai kode QRIS ini keren sekali dan tentunya manfaatnya sangat besar juga bagi Indonesia.
Kode QRIS sudah banyak digunakan untuk Marketplace UMKM di Yogyakarta dengan merchant tersebut tinggal membagikan kode QRIS mereka saja kepada pembeli. Para pembeli tidak perlu ribet mengirim nomor rekeningnya dan mengonfirmasikan kepada merchant. Hal ini dapat mengurangi risiko tidak adanya uang kembalian, uang palsu hingga penyebaran virus Covid-19. Namun untuk implementasinya di Yogyakarta, pemerintah dan seluruh pihak terkait lainnya harus mendukung para pelaku usaha untuk menggunakan QRIS agar memudahkan pembeli dalam membayar. Dengan penggunaan QRIS merata di seluruh wilayah Yogyakarta, maka bisa perekonomian daerah dan masyarakat bisa bangkit dan kembali berkembang lagi setelah penurunan akibat terdampak pandemi Covid-19.
Dari QRIS juga menghadirkan kolaborasi lintas platform yang semakin baik dan produktif dibandingkan masing-masing platform membuat ekosistemnya sendiri. Pemerintah di setiap daerah bekerja sama dengan KPWDN Bank Indonesia masih harus melakukan sosialisasi QRIS ini secara berkesinambungan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka tetap belajar memahami dan akhirnya mengerti mengenai QRIS. Penggunaan QRIS ini juga dapat menghemat biaya operasional dari merchant dan penyedia jasa layanan pembayarannya. Menurut Gubernur Bank Indonesia yaitu Bapak Perry Warjiyo, melihat laju akseptasi penggunaan QRIS yang terus meningkat serta dukungan berbagai stakeholder, Bank Indonesia sangat optimis bahwa secara bersama-sama dapat menjemput targetnya 12 juta merchant di 2021. Masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya QRIS terutama di tengah pandemi Covid-19 dan sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional, selain berkomitmen untuk terus mendorong perluasan penggunaan kode QRIS dengan targetnya 12 juta merchant di Indonesia pada tahun 2021.
Hadirnya QRIS tanpa tatap muka, membuat masyarakat dan UMKM di Yogyakarta dan seluruh daerah lainnya di Indonesia cukup menyimpan gambar QRIS dari merchant di perangkat telepon genggam mereka. Selanjutnya diunggah pada aplikasi pembayarannya saat melakukan transaksi pembayaran. Kegiatan perekonomian tidak lagi sulit dan repot karena semakin dimudahkan dengan betapa mudahnya kita dalam bertransaksi non tunai menggunakan QRIS tanpa tatap muka. Hal ini ditambahkan dengan Bank Indonesia menetapkan QRIS ini sebagai standar kode QR pembayaran.
Dalam mendorong merchant on boarding dalam implementasi QRIS yang mencakup 7 segmen merchant, dapat kita simpulkan bahwa usaha KPWDN Bank Indonesia Jawa Timur tersebut membuahkan hasil yang bagus, yang di mana sukses membukukan ratusan ribu merchant. Dalam implementasi QRIS yang mencakup 7 segmen merchant, merchant yang terlibat antara lain meliputi, pelaku usaha wanita, pengelola rumah ibadah, milenium, transaksi pemerintah daerah, pasar tradisional, pasar modern dan pelaku usaha syariah. Sejak QRIS diluncurkan, sudah terdapat 29 PJSP penyelenggara QRIS yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia yang terdiri dari 20 PJSP Bank dan juga 9 PJSP non Bank. Â Adapun untuk di Jawa Timur, hingga kini telah tercapai dan tercatat sebanyak 344.377 merchant dan di Surabaya sebanyak 121.789 merchant.
Kegiatan sosialisasi QRIS di Jawa Timur yang dilakukan selama ini, dapat kita lihat telah menghasilkan peningkatan implementasi QRIS sebanyak 19.883 merchant di Jawa Timur sejak dilakukan sosialisasi QRIS secara masif. Kini para PJSP yang masih menggunakan logo yang lama harus beralih ke QRIS dan menggunakan logo warna merah putih. Untuk merchant yang masih menggunakan QR Code yang lama nantinya akan tidak berlaku dan di non aktifkan oleh Bank Indonesia dan diharapkan dapat berganti menjadi QRIS.
Implementasi kode pembayaran QRIS ini sangat bagus bagi perekonomian dan saya berharap nantinya kode QRIS ini akan menjadi sebuah portal pembayaran yang wajib di seluruh wilayah Indonesia tanpa ada terkecuali. Saya sangat menyarankan masyarakat yang belum beralih ke transaksi non tunai untuk segera melakukannya karena manfaatnya sangat besar sekali.
Referensi