"Semua masa ada trennya, semua tren ada masanya"
Begitulah bunyi pepatah yang konon diciptakan oleh anak-anak kekinian. Pada edisi kali ini penulis mencoba untuk mengulas sedikit tentang FOMO. Tahukah kalian mengenai fenomena FOMO?
FOMO atau Fear of Missing Out adalah adalah suatu perasaan ketakutan atau kegelisahan akan ketinggalan sesuatu yang sifatnya baru dan sedang terjadi seperti tren, berita, informasi, dan lainnya.Â
FOMO merupakan suatu keinginan untuk terus terhubung dengan orang lain di sekitarnya dan akan merasa cemas jika orang lain bersenang-senang tanpa mereka (Przybylski et al., 2013, p. 1841).Â
Singkatnya, FOMO adalah "takut ketinggalan". Efek dari FOMO adalah mengikuti setiap tren kekinian agar tidak ketinggalan jaman atau agar dipandang keren.Â
Contohnya, baru-baru ini viral seorang mahasiswa yang menjual foto selfie dirinya dalam bentuk NFT (Non-Fungible Token). Konon, mahasiswa tersebut dapat meraup keuntungan hingga miliaran rupiah atas penjualan NFTnya di salah satu platform yaitu Opensea. Sekilas sangat menarik, bayangkan kita hanya selfie dan dihargai hingga miliaran! Gokil ga tuh!Â
Nah dari hal tersebut, kita lalu membayangkan dengan gampangnya dapat miliaran, kemudian kita coba untuk meniru hal yang sama, maka bisa dibilang kita FOMO guys.
Perkembangan sosial media yang semakin masif adalah salah satu pemicu FOMO. Algoritma media sosial, fitur-fiturnya dibuat untuk kita betah bermain-main sosmed dalam waktu yang lama. Apalagi ditambah pandemi yang menyebabkan orang cenderung menghabiskan waktunya di rumah dan malas untuk kemana-mana.Â
Dengan begitu orang akan menerima jutaan informasi dari sosial medianya, melihat-lihat apa yang sedang kekinian, melihat-lihat orang lain/teman-temannya , kemudian muncul perasaan untuk ikut-ikutan biar tidak ketinggalan. Nah itulah fenomena FOMO.
Bagai pisau bermata dua, FOMO sebenarnya dapat membawa manfaat dan dapat juga berdampak buruk. Salah satu contoh manfaat adalah jika kalian seorang content creator atau pebisnis.Â
Tren terkini dapat dimanfaatkan untuk membuat ide konten atau ide marketing sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Dampak buruknya? Bahkan lebih masif guys, dan ini hal yang harus kalian hindari sebelum kalian menyesal hanya karena FOMO. Apa sajakah itu? Lets bring on
1. Mempengaruhi Kesehatan Mental maupun Fisik
FOMO dapat memunculkan perasaan cemburu saat melihat feeds media sosial orang lain, membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain yang serba wah, hebat dan terlihat mengasyikkan. Kita jadi cemas dan takut, merasa insecure akan diri sendiri.Â
Hal itulah yang sebenarnya mendistraksi kehidupan normal kita. Mental kita jadi terganggu, muncul stress, depresi, bahkan insomnia  yang menyebabkan kita sulit tidur.Â
Jam tidur yang kurang, apalagi ditambah mata kita yang terus melihat layar smartphone, membuat fisik kita jadi mudah lelah dan gampang terkena penyakit. Efeknya benar-benar complicated guys, maka kita jangan sampai kita terjangkit penyakit FOMO ini.
2. Membawa Dampak Buruk pada Hubungan Sosial
FOMO yang berlebihan membuat kita ingin lebih tahu tentang hal terkini. Kita akan menyimak komentar-komentar yang ada di suatu media informasi, misalnya post instagram atau sebuah video tiktok. Terkadang banyak dari komentar tersebut yang negatif, mungkin hujatan, mengandung kata-kata kasar, dan lain sebagainya yang tidak baik untuk kita konsumsi. Hal inilah yang menjadi concern kita bersama. Semakin sering kita melihat komentar tersebut maka akan terbawa pada alam bawah sadar kita, bisa jadi ketika kita bereaksi terhadap sesuatu yang menguras emosi kita, kita jadi dengan mudahnya melontarkan kata-kata kasar, memberikan komentar yang tidak sepatutnya kepada seseorang, dan bertindak diluar norma-norma sosial. Hal ini dapat menyakiti hati dan perasaan seseorang, tindakan ini juga hanya akan menimbulkan penyesalan diri kita di masa yang akan datang.
3. Menguras Finansial
Ujung-ujungnya, mengikuti tren kekinian atau mengikuti hal yang kebanyakan orang lain lakukan hanya akan membawa kerugian keuangan kita. Kita jadi boros hanya karena membeli suatu barang yang viral, yang bahkan sebenarnya tidak kita butuhkan.
Atau kita FOMO hanya karena diskon pada tanggal-tanggal unik seperti promo 11.11 pada salah satu marketplace, melihat orang lain checkout, pamer di sosmed karena diskon yang besar.Â
Kemudian ikut-ikutan membeli yang bahkan mungkin kita tidak tahu kegunaan barang yang telah kita beli tersebut. Akhirnya barang tersebut jadi useless, uang kita sudah berkurang, dan hanya jadi pemborosan yang sangat tidak penting.
Selain itu, melihat orang lain bepergian, traveling ke suatu tempat wisata, atau pergi nongkrong mencari tempat yang unik.  Membuat kita ingin merasakan hal yang sama, dan itu membuat kita mengeluarkan uang yang jumlahnya mungkin tidak sedikit.Â
Kita mungkin sampai memaksakan kondisi keuangan kita, pinjam sana-sini, meminta uang orangtua, hanya demi traveling yang tidak terlalu penting. Bahkan sampai tujuan, mungkin kita bisa kecewa karena tempatnya tidak sebagus yang kita ekpektasikan, atau terlihat sangat ramai dan kita tidak bisa menikmati tempat tersebut. Sudah boros, pulang dengan kekecewaan. Itulah penyesalan terbesar yang dapat terjadi pada kita.
Lebih baik, uang tersebut dapat kita alokasikan pada tabungan kita, siapa tahu kita butuh karena keperluan mendesak yang memerlukan biaya yang sangat besar. Sangat bermanfaat bukan?
Nah itulah fenomena FOMO dan dampaknya yang bisa mendatangkan kerugian bagi kita. Jangan sampai kita FOMO guys, berbijaklah dalam menggunakan sosial media!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H