Proses pengolahan coto makassar dimulai dengan memotong daging sapi sesuai selera. Setelah itu, daging sapi direbus hingga empuk. Sementara itu, bumbu-bumbu ditumis hingga harum.Â
Kemudian, bumbu-bumbu yang sudah ditumis ditambahkan ke dalam rebusan daging sapi. Setelah itu, coto makassar dimasak hingga kuahnya mendidih dan bumbu meresap.
Jika menjabarkan sejarahnya, coto makassar juga memiliki sejarah yang panjang. Makanan ini diperkirakan berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, dan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.Â
Informasi yang saya dapatkan sebagai putra yang berasal dari Makassar, berdasarkan cerita yang saya dapatkna selama di kampung halaman bahwa coto makassar ini juga memiliki sejarah yang panjang, dulu para raja-raja membedakan menjadikan coto makassar sebagai ajang olahan daging bagi masyarakat pada zaman itu.Dimana, para masyarakat pada saat itu berusaha dan berlomba mengolah daging dengan cita rasa yang khas dan disajikan kepada raja saat itu.Â
Seiring berjalannya zaman, muncullah nama coto makassar ini sebagai makanan khas kerajaan pada saat itu. Hingga sekarang dapat dinikmati oleh generasi sekarang.
Berdasarkan survey dengan meraskan sendiri coto makassar di Yogyakarta, tepat di Lao Mandre dan Daeang Tutu yang merupakan owner atau pemiliknya berasal dari Sulawesi. Namun, kedua warung ini memiliki  chef atau tukang masak asli Yogyakarta. Dari sini saya teringat dengan pepatah Bugis mengatakan:
"Beda Jari Beda Akabureng, Beda Rasa Na"
Artinya: "Beda tangan berbeda jadinya, Beda juga rasanya"
Berkaca mata dengan kata-kata tersebut membaut racikan tiap masakan, kalau yang masak bukan berasal dari daerahnya suatu masakan tersebut seperti coto makassar.Â
Maka, rasa ditangan orang Sulawesi yang memasak coto makassar akan lebih khas rasanya jika dibandingkan dengan yang masak bukan orang Sulawesi.Â
Namun, tidak menutup kemungkinan juga, bahwa juga banyak yang tidak cocok dengan racikan atau yang masak asli Sulawesi karena rasanya belum tentu cocok dari lidah orang-orang Yogyakarta "kata seorang karyawan di Warung Lao Mandre".Â