Coto makassar awalnya merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat kalangan bawah. Namun, seiring berjalannya waktu, coto makassar menjadi salah satu makanan khas Sulawesi Selatan yang digemari oleh semua kalangan.
Coto makassar juga merupakan salah satu makanan yang sering disajikan dalam berbagai acara adat dan perayaan di Sulawesi Selatan. Makanan ini merupakan simbol budaya dan identitas masyarakat Sulawesi Selatan.
Isi
 Di Yogyakarta terdapat ada dua warung yang menjadi pusat santapan coto makassar. Pertama, Warung Daeng Tutu, kedua ada Warung Lao Mandre. Warung Daeng Tutu berlokasi di Jl. Affandi No.5, Klitren, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55222.Â
Sedangkan Warung Lao Manre berada di Jl. Colombo Yogyakarta No.4D, Samirono, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281.Â
Kedua warung ini menyajikan tidak hanya coto makassar melainkan ada beberapa makanan dari Sulawesi selatan turut disajikan di kedua warung tersebut seperti pallubasa, buras es pisang ijo dan lain lain.Â
Namun, dari kedua warung ini menyoroti coto makassar sebagai kuliner paling laris di kedua warung tersebut. Sekaligus dijadikan makanan ikon dan khas dari Sulawesi Selatan.
Coto makassar adalah makanan berkuah dengan cita rasa yang gurih dan kaya akan rempah-rempah. Makanan ini terbuat dari daging sapi yang direbus dengan bumbu-bumbu khas Sulawesi Selatan, seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, serai, dan jintan.Â
Coto makassar biasanya disajikan dengan ketupat, perkedel, dan sambal. Karena ini di Jawa, racikan dari masakan coto makassar ini menjadi sedikit berbeda.Â
Hal ini dikarenakan adanya percampuran kultur masakan antara Sulawesi dan Jawa yang dimana beberapa bahan yang digunakan di Sulawesi yang cenderung beraroma rempah serai dan kunyit sedangkan di Jawa tidak memberikan aroma yang melekat seperti yang ada di Sulawesi.