“Falah, apa aku tidak keliru?” ujar Amin dengan terbengong-bengong
Tidak lama kemudian Taufik saudara Amin juga keluar dari dalam kamar belakang.
“Amin, sendirian kamu? Kok kayaknya kamu dah kenal sama Falah, teman kamu ya? Tanya Taufik
“Boleh saya duduk?” tanya Amin
“Kau ini kayak tamu aja, ya silakan saja duduk.”sahut Taufik
“Begini, tadi dari Jakarta aku satu jok dengan Falah, ya dari situ aku kenal. Bukannya tadi kamu masih santai di terminal, kok sudah sampai duluan?” sahut falah kepada Taufik dan langsung bertanya kepada Falah karena penasaran.
“Ha ha ha biasa saja kali, justru mas Amin kenapa baru sampai, harusnya mas Amin sudah dari tadi sebelum aku datang.” Sahut Falah
“Tadi macet, juga ada ada saja, ban belakang meletus sampai jantungku mau copot tak kira ada bom, eeh ternyata bannya bocor, terpaksa dech nunggu ganti ban.” Cerita Amin singkat
“Falah tinggal sama ente Fik? ” tanya Amin
“Falah tolong bikin kopi sekalian buat bertiga, terus ambil biskuit dari dalam lemari tengah, atau mungkin kalau mau bikin mie rebus di situ juga ada mie satu dus.” Kata Taufik kepada Falah
“Ya mas.” Jawab Falah sambil berjalan kebelakang