Menurut Fauzi, meski zaman terus berubah dan mahasiswa berganti angkatan, sosok Sari tetap menjadi bagian penting dari cerita kampus. "Sari itu bukti kalau pengamen bisa tetap eksis di era digital. Dia nggak cuma menghibur, tapi juga ngajarin kita buat adaptif sama perubahan zaman. Ya mungkin itu yang bikin dia bisa bertahan dan jadi legendaris sampai sekarang," tutup Fauzi.
Cerita Fauzi tentang Sari menggambarkan bagaimana seorang pengamen jalanan bisa bertransformasi menjadi ikon kampus yang dicintai. Dengan kreativitas dan kemampuan beradaptasinya, Sari membuktikan bahwa profesi pengamen masih punya tempat di era digital, asal mau berevolusi mengikuti perkembangan zaman. Kehadirannya di sekitar Unikom bukan hanya sebagai penghibur, tapi juga sebagai saksi dan bagian dari perjalanan mahasiswa menempuh pendidikan di kampus tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H