Endy mengatakan bahwa pemanfaatan limbah industri biodisel berupa gliserol (C3H8O3) merupakan suatu alternatif dalam memproduksi PHA, mengingat limbah tersebut merupakan sumber karbon yang berpotensi menghasilkan kopolimer PHA. Pengolahan limbah secara biologis ini menggunakan sistem lumpur aktif yang mengandung bermacam-macam mikroorganisme. Selain dapat menghasilkan PHA dengan biaya substrat rendah, cara ini dapat mengurangi lumpur hasil pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif.
Sequencing batch reactor (SBR) sebagai salah satu modifikasi sistem lumpur aktif diharapkan mampu mengatasi kelemahan sistem lumpur aktif konvensional, sehingga PHA dapat terakumulasi semaksimal mungkin. Untuk itu, perlu pengembangan produksi bioplastik dari limbah industri biodisel berupa gliserol dan aplikasinya pada kerajinan elemen interior dan fashion stuff, papar Endy.
Hasil kajian yang berupa informasi teknologi ini diharapkan nantinya dapat dikembangkan, dimanfaatkan dan diproduksi secara terpadu oleh industri-industri kerajinan plastik secara komersial, tutup Endy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H