Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Calon Eyang, Pesan Tukang Batu (Bagian 3)

27 Juni 2022   20:25 Diperbarui: 27 Juni 2022   20:47 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maha Karya pahatan batu Candi Prambanan.  Dokpri.

Dengan menyebut asma Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 

Melanjutkan cerita kemarin.  Maaf ya kemarin ada tipo sedikit.  Bagi pembaca yang baru menyimak boleh melihat konten terkait yang ada di bagian bawah artikel. Sehingga dapat menyambung jalan ceritanya. 

Teman lamaku lewat menyapaku.  Saat itu aku lagi berbincang dengan tukang batu di teras perpustakaan sekolah.  Mendengar ada yang menyapa, reflek kepalaku menoleh ke arah datang suara.  Percakapan pun terhenti seketika. 

Rupanya temanku itu mau meminta pamit pulang,  karena raport sudah diambil.  Dia juga meminta maaf kalau sudah mengganggu perbincangan kami. 

Setelah basa basi sebentar temanku beranjak pergi.  Kami pun melanjutkan perbincangan. 

"Pak Guru apa tahu, selama ini aku di rumah tidak ngode (Bekerja)? "

"Ya itu yang selama ini aku herankan.  Kemanakah njenengan selama ini? " sambungku menimpali. 

"Aku di rumah saja tidak bekerja.  Ada orang datang ke rumah meminta tolong kepadaku.  Padahal aku tidak bisa apa-apa.  Tapi kalau ada orang meminta tolong kita wajib menolongnya sebisanya."

"Diniatkan menolong sesama aku terima permintaan orang tersebut.  Hampir dua tahun nyawaku taruhannya."

"Aku sendiri hanya mengikuti bisikan gaib yang menuntunku.  Orang yang kutolong itu bukan orang sakit biasa,  tapi sakit non medis.  Dunia kedokteran tak sanggup. "

"Pak guru tahu gak, apa yang ada di dalam tubuh orang itu hingga sakit sampai berbulan bulan? "

Aku hanya menggeleng.

"Dari dalam tubuhnya keluar paku reng,  gumpalan rambut,  dan silet.  Benda itu ditanam oleh orang atas suruhan seseorang lainnya."

"Ngeri ya Mas," aku menimpali. 

"Tiap malam aku terjaga untuk menjaga orang yang meminta tolong kepada diriku.  Dan setiap hari mungkin aku hanya tidur dua jam saja. "

"Begitulah Pak Guru, aku sehari-hari bergelut dengan barang kiriman seperti itu. "

"Dengan begitu aku berurusan dengan dukun-dukun dari berbagai daerah.  Alhamdulillah hingga saat ini aku masih hidup dan bisa bertemu dengan Pak Guru. "

"Semua itu tak terlepas dari kehendak Tuhan yang Maha Kuasa.  Segala puji bagi Tuhan semesta alam. "

"Entah itu pengalaman apa namanya.  Beberapa hari yang lalu aku didijinkan Tuhan menginjak bumi Kudus. "

"Anehnya saat aku berada di kawasan suci itu, tepatnya di gapura berdiri sesosok makhluk setinggi pohon kelapa.  Tinggi sekali. "

Siapakah sosok yang ada di gapura itu? Tunggu cerita selanjutnya di postingan berikutnya. 

Salam sehat salam literasi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun