Dengan menyebut asma Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Â
Melanjutkan cerita kemarin. Â Maaf ya kemarin ada tipo sedikit. Â Bagi pembaca yang baru menyimak boleh melihat konten terkait yang ada di bagian bawah artikel. Sehingga dapat menyambung jalan ceritanya.Â
Teman lamaku lewat menyapaku. Â Saat itu aku lagi berbincang dengan tukang batu di teras perpustakaan sekolah. Â Mendengar ada yang menyapa, reflek kepalaku menoleh ke arah datang suara. Â Percakapan pun terhenti seketika.Â
Rupanya temanku itu mau meminta pamit pulang, Â karena raport sudah diambil. Â Dia juga meminta maaf kalau sudah mengganggu perbincangan kami.Â
Setelah basa basi sebentar temanku beranjak pergi. Â Kami pun melanjutkan perbincangan.Â
"Pak Guru apa tahu, selama ini aku di rumah tidak ngode (Bekerja)? "
"Ya itu yang selama ini aku herankan. Â Kemanakah njenengan selama ini? " sambungku menimpali.Â
"Aku di rumah saja tidak bekerja. Â Ada orang datang ke rumah meminta tolong kepadaku. Â Padahal aku tidak bisa apa-apa. Â Tapi kalau ada orang meminta tolong kita wajib menolongnya sebisanya."
"Diniatkan menolong sesama aku terima permintaan orang tersebut. Â Hampir dua tahun nyawaku taruhannya."
"Aku sendiri hanya mengikuti bisikan gaib yang menuntunku. Â Orang yang kutolong itu bukan orang sakit biasa, Â tapi sakit non medis. Â Dunia kedokteran tak sanggup. "
"Pak guru tahu gak, apa yang ada di dalam tubuh orang itu hingga sakit sampai berbulan bulan? "
Aku hanya menggeleng.
"Dari dalam tubuhnya keluar paku reng, Â gumpalan rambut, Â dan silet. Â Benda itu ditanam oleh orang atas suruhan seseorang lainnya."
"Ngeri ya Mas," aku menimpali.Â
"Tiap malam aku terjaga untuk menjaga orang yang meminta tolong kepada diriku. Â Dan setiap hari mungkin aku hanya tidur dua jam saja. "
"Begitulah Pak Guru, aku sehari-hari bergelut dengan barang kiriman seperti itu. "
"Dengan begitu aku berurusan dengan dukun-dukun dari berbagai daerah. Â Alhamdulillah hingga saat ini aku masih hidup dan bisa bertemu dengan Pak Guru. "
"Semua itu tak terlepas dari kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Â Segala puji bagi Tuhan semesta alam. "
"Entah itu pengalaman apa namanya. Â Beberapa hari yang lalu aku didijinkan Tuhan menginjak bumi Kudus. "
"Anehnya saat aku berada di kawasan suci itu, tepatnya di gapura berdiri sesosok makhluk setinggi pohon kelapa. Â Tinggi sekali. "
Siapakah sosok yang ada di gapura itu? Tunggu cerita selanjutnya di postingan berikutnya.Â
Salam sehat salam literasi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H