Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Satu Jam di Malioboro

15 Juni 2022   11:37 Diperbarui: 15 Juni 2022   15:53 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana sisi jalan Malioboro, Dokpri.

Destinasi terakhir study tour sekolahku kali ini adalah jalan-jalan di Malioboro Yogyakarta. Kota budaya, kota pelajar dan banyak lagi julukan untuk kota yang satu ini. 

Bus yang kutumpangi sudah hampir mendekati kawasan Malioboro. Rupanya awak bus memutar lagu Yogyakarta, Kla Projek. Musik syahdu itu terdengar mendayu-dayu membawa suasana syahdu.

Aku dan beberapa orang yang mungkin sudah pernah ke Malioboro terbawa suasana Yogya yang khas sekali. Beberapa temanku juga ikut menyanyikan lagu itu. 

Dalam hitungan beberapa menit bus sudah memasuki lapangan parkir dekat dengan Taman Pintar. Tepatnya berseberangan dengan lokasi Taman Pintar. 

Sebelum turun ketua robongan mewanti-wanti kepada peserta didik untuk tidak bepergian sendirian. Usahakan untuk pergi secara  berkelompok beberapa kawan. Mereka juga diminta untuk membawa gawai selama bepegian. Hal ini untuk mengantisipasi keterlambatan pulang atau tersesat jalan. Dengan membawa gawai harapannya pihak panitia bisa dengan mudah mengontrol keberadan peserta didik.

img-20220614-203531-62a8a902fdcdb416ce4f0af2.jpg
img-20220614-203531-62a8a902fdcdb416ce4f0af2.jpg

Keterangan gambar; penulis dan teman berpose di sisi jalan Malioboro. Dokpri

Setelah bus berhenti, kami segera bergegas menuju ke lokasi. Hampir semua pesertadidik menuju ke sana. Bedanya kali ini peserta didik pergi ke sana dengan memakai baju bebas. Sehingga kami para guru agak sulit mengenali mereka ketika sudah berbaur dengan para pelancong.

Sesampai di titik nol Yogyakarta suasana masih terlihat sangat ramai. Untuk jalan saja kami kadang harus berhenti sejenak untuk memberikan jalan bagi pengunjung yang lain. Banyak pelancong lokal yang memadati kawasan tersebut.

img-20220614-212856-62a8a535bb448654fa638612.jpg
img-20220614-212856-62a8a535bb448654fa638612.jpg

Keterangan Gambar. Foto gedung BNI Yogya yang nyentrik. Dokpri.

Semua batu bulat, kursi tamanyang berada di sisi jalan penuh diduduki pengunjung. Kami pun berjalan ke arah utara untuk mencari tempat di mana masih ada batu bulat atau bangku yang kosong. Setelah menemukan batu bulat kosong kami secara bergantian mengabadikan moment tersebut.

Malioboro malam ini sudah berbeda  dengan ketika dulu aku masih menjadi mahasiswa di UIN Suka. Dulu namanya masih IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sudah hampir 30 tahun yang lalu. Bedanya sekarang lebih hijau, lebih rapi dan nampak asri.  Kalau bangunan-bangunan di ubun-ubunnya Yogyakarta cenderung masih sama.

img-20220614-204148-62a8a389fdcdb42bce0c3b42.jpg
img-20220614-204148-62a8a389fdcdb42bce0c3b42.jpg

Keterangan gambar;penjual sate Madura sedang menjajakan dagangannya. Dokpri

Setelah puas berswa foto kami berombongan melanjutkan jalan-jalan hingga berhenti di sisi jalan depan Toko Batik Hamzah. Di situ aku duduk di atas batu bulat. Kami mengobrol dengan tukang pijat tunanetra dan tukang becak yang berada di dekat aku duduk.

Kami pun terlibat komunikasi. Kami saling menanyakan hal ikhwal keluarga, asal daerah dan pekerjaan.  Tukang pijat tunanetra bisa diketahui dari cara jalannya yang memakai tongkat. Di dadanya ada tulisan pakai huruf kapital PIJAT REFLEKSI. Menurut beliau dia menerima jasa pijat refleksi dengan bayaran seikhlasnya.

Sambil mengobrol aku mengambil gambar dan beberapa video untuk aku simpan. Tak terasa orang yang kuajak mengobrol tadi sudah tidak ada di tempat. Selang beberapa menit kemudian datang beberapa temanku yang mengajak untuk membeli jajan.

penjual-nasi-sayur-62a9594bfdcdb448ca0cc8f2.jpg
penjual-nasi-sayur-62a9594bfdcdb448ca0cc8f2.jpg

Keterangan Gambar, Penjual nasi sayur di dekat Hamzah Batik. Dokpri.

Ajakan itu aku terima mengingat malam ini belum sempat makan. Ternyata temanku mau membeli nasi sayur dan wedang ronde. Pak Edy namanya memesan tiga mangkuk nasi sayur dan tiga mangkuk ronde. 

Uap mengebul dari mangkuk nasi sayur yang barusan aku terima. Ada telur ayam rebus, kerupuk dan kuah santan. Menurut tukang nasi, sayurnya jenis opor. Opor tempe dan labu juga kentang. Mungkin karena perut sudah lapar, aku menikmatinya dengan lahap. Karena dirasa kurang pedas, aku meminta sambal. Eeeh malah penjualnya membawakan gunting dan sebuah lombok rawit merah. Dengan menggunakan gunting, rawit tersebut sudah menghiasi mangkok nasi sayur. Jangan tanya rasanya ya... Josss tenan.

gambar-nasi-sayur-62a95af0fdcdb4117a72f164.jpg
gambar-nasi-sayur-62a95af0fdcdb4117a72f164.jpg

Keterangan Gambar, Foto nasi sayur. Dokpri.

Mangkuk itu hampir bersih tiada sisa. Itu menandakan kalau masakannya sangat enak. Selesai makan nasi sayur langsung dilanjutkan dengan minum wedang ronde. Masih kemebul asapnya mengudara di suasana malam itu. Heem rasanya hangat, manis, sedap ....seperti diriku ini. Hahahaha...

sekoteng-62a95bfffdcdb43ed670e092.jpg
sekoteng-62a95bfffdcdb43ed670e092.jpg

Keterangan Gambar; Wedang ronde yang siap santap. Dokpri.

Potongan roti berbentuk dadu dan potongan buah kolang kaling berwarna merah sunguh menggoda. Terbayang kehangatan dan rasa manisnya. Juga gurihnya kacang tanah. Hemmm nikmat sekali. Dengan rasa senang kunikmati minuman itu sesendok -sesendok saja. Semua bahan minuman itu hilang berpindah posisi ke dalam perutku. Ludes, tak bersisa sedikitpun.

Pak Edy dengan sigap membayar semua pesanan. Harganya juga sangat terjangku. Harga untuk semangkuk nasi sayur dibandrol sepuluh ribu saja.  Wah kalau makanan cap ratu, memang lebih nikmat terasa. Cap ratu  maksudnya gratis. (ratu= ora tuku alias gratis).Waktu menunjukan hampir mendekati pukul sepulan malam. Kami bersiap-siap untuk segera pulang

Jadi kurang lebih satu jam kami  berdiam di Malioboro. Kami duduk santai, berswafoto, mengambil video dan makan jajanan di Malioboro. Kami pun meninggalkan Malioboro untuk menuju taman parkir. Kenangan indah di ubun-ubunnya yogyakata. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun