Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

100 (Artikel Utama): Highest Achievement, Kejujuran, dan Cepek ala Pak Ogah

9 November 2024   16:27 Diperbarui: 10 November 2024   18:37 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada segmen terakhir dari The Nightly Show, Wilmore mengajukan pertanyaan menantang kepada tamunya untuk menjawab pertanyaan dengan jujur. Pada segmen ini dia mengajukan pertanyaan provokatif kepada tamunya untuk dijawab sesuai dengan kata hatinya, fakta, atau opini pribadi secara murni.

Tamu yang dinilai telah menjawab dengan autentik, baik oleh Wilmore maupun audiens studionya, akan diberi stiker "Keep it 100". Sedangkan tamu yang menjawab dengan ekspresi yang tidak meyakinkan akan diganjar dengan sekantong teh. Hal ini pernah dialami Senator Cory Booker saat ditanya tentang kemungkinan untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden. Jawaban Cory yang tidak meyakinkan itu membuatnya mendapatkan sekantong teh.

Kejujuran dalam "keep it 100" menuntut seseorang berbicara apa adanya dan tidak mendustai diri sendiri. Semangat kejujuran berarti melepaskan diri dari topeng kemunafikan.

Kejujuran merupakan pondasi paling penting dalam membangun kepercayaan antar pribadi, membangun hubungan profesional, dan hunungan sosial. Kejujuran merupakan cermin integritas seseorang karena membuktikan bahwa yang bersangkutan memiliki prinsip dan  nilai peribadi yang kuat. 

100 Mewakili Hal yang Remeh

Anak-anak yang tumbuh di era 1980-1990 tentu sangat akrab dengan serial film si Unyil yang tayang setiap akhir pekan di TVRI. Dalam serial itu salah seorang tokoh yang selalu dikenang adalah Pak Ogah. Tokoh tuna karya itu menggunakan kata "cepek" pada hampir semua dialognya. Pak Ogah sering mengucapkannya saat seseorang melintas di depan pos ronda, tempat dia menghabiskan hari-hari malasnya.

"Cepek dulu dong!," kata tokoh dengan kepala botak yang mewakili sifat pemalas itu.

"Cepek" merupakan istilah yang diambil dari bahasa Mandarin dialek Hokkian. Kata ini secara literal merujuk kepada bilangan 100 atau uang seratus rupiah. 

Pada masa itu uang seratus rupiah merupakan jajan yang sangat kecil. Kata "cepek" seringkali digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dianggap memiliki nilai yang sangat kecil atau minimal. Ini bisa merujuk pada upaya, imbalan yang kecil, atau bahkan sesuatu yang mudah didapat. 

Cepek bisa juga bermakna sesuatu yang mudah didapatkan. Hal ini berarti bahwa cepek atau 100 dapat mewakili sesuatu yang tidak terlalu berharga, tidak memerlukan usaha yang besar. 

Angka 100 dalam makna yang lain dapat diandaikan sebagai sebuah keterbatasan atau kekurangan. Ketika seseorang menyebut "hanya cepek", ini dapat berarti bahwa dia memiliki uang yang tidak banyak. Karena nilainya yang kecil, "cepek" sering diidentikkan dengan sesuatu yang mudah didapat atau diperoleh. Ini bisa menjadi simbol dari sesuatu yang tidak terlalu berharga atau tidak memerlukan usaha yang besar.

Cepek atau 100 menjadi simbol keterbatasan atau kekurangan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan "hanya punya cepek", ini bisa berarti bahwa orang tersebut tidak memiliki uang yang banyak.

Refleksi angka 100 (artikel utama) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun