Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Karnaval Budaya dan Momentum Berjalan Kaki Massal

3 September 2024   15:11 Diperbarui: 4 September 2024   13:46 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Dinas Dikbud Kab. Lombok Timur di atas jaran praja (Dokumen pribadi)

Jika dihubungkan dengan paragraf awal artikel ini, karnaval tersebut dapat disebut sebagai jalan kaki massal. Dari terminal bus Pancor peserta harus menempuh perjalanan dengan jalan kaki menuju Taman Tugu Selong sepanjang kurang lebih 3 km. Berdasarkan kalkulasi kasar rentang perjalanan itu membutuhkan sekitar 1.200 sampai 1.500 langkah kaki. 

Bagi para pejalan kaki sejati jarak itu bukanlah jarak yang jauh. Namun bagi yang tidak biasa akan menjadi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Sebagian peserta karnaval terdengar mengeluh karena pegal-pegal yang timbul pada kaki, paha, hingga ke pinggang. Saya sendiri merasakan hal yang sama.

Beberapa siswa bertanya berapa lama lagi karnaval itu akan tiba di garis finish. Mencapai setengah perjalanan mereka sudah terlihat lelah. Dengan berjalan santai dan normal jarak 3 km mungkin dapat ditempuh sekitar 1 jam atau kurang. Namun langkah peserta karnaval yang lamban dan banyak berhenti membuat perjalanan itu menjadi lama dan melelahkan. 

Karnaval bagi saya bukan sekadar seremoni peringatan 17 Agustus atau parade budaya. Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang jalan kaki massal. Jalan kaki dewasa ini menjadi kebiasaan yang sudah ditinggalkan banyak orang. Hidup kita semakin terasa tergesa-gesa sehingga memilih menggunakan kendaraan agar lebih cepat tiba di tujuan. Jalan dalam karnaval itu tidak sampai 10 ribu la gkah. Namun paling tidak peserta dapat berlatih untuk tidak selalu bergantung pada kendaraan. 

Lombok Timur, 03 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun