Jika dihubungkan dengan paragraf awal artikel ini, karnaval tersebut dapat disebut sebagai jalan kaki massal. Dari terminal bus Pancor peserta harus menempuh perjalanan dengan jalan kaki menuju Taman Tugu Selong sepanjang kurang lebih 3 km. Berdasarkan kalkulasi kasar rentang perjalanan itu membutuhkan sekitar 1.200 sampai 1.500 langkah kaki.
Bagi para pejalan kaki sejati jarak itu bukanlah jarak yang jauh. Namun bagi yang tidak biasa akan menjadi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Sebagian peserta karnaval terdengar mengeluh karena pegal-pegal yang timbul pada kaki, paha, hingga ke pinggang. Saya sendiri merasakan hal yang sama.
Beberapa siswa bertanya berapa lama lagi karnaval itu akan tiba di garis finish. Mencapai setengah perjalanan mereka sudah terlihat lelah. Dengan berjalan santai dan normal jarak 3 km mungkin dapat ditempuh sekitar 1 jam atau kurang. Namun langkah peserta karnaval yang lamban dan banyak berhenti membuat perjalanan itu menjadi lama dan melelahkan.
Karnaval bagi saya bukan sekadar seremoni peringatan 17 Agustus atau parade budaya. Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang jalan kaki massal. Jalan kaki dewasa ini menjadi kebiasaan yang sudah ditinggalkan banyak orang. Hidup kita semakin terasa tergesa-gesa sehingga memilih menggunakan kendaraan agar lebih cepat tiba di tujuan. Jalan dalam karnaval itu tidak sampai 10 ribu la gkah. Namun paling tidak peserta dapat berlatih untuk tidak selalu bergantung pada kendaraan.
Lombok Timur, 03 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H