Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karnaval Budaya dan Momentum Berjalan Kaki Massal

3 September 2024   15:11 Diperbarui: 3 September 2024   20:23 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peserta karnaval mulai bergerak sekitar pukul dua siang saat udara sedang berada pada puncak gerahnya. Mereka menembus kombinasi udara panas yang datang dari matahari siang dan pantulan panas dari aspal panas yang menutupi permukaan jalan. Peserta bergerak dari terminal bus Pancor, Lombok Timur, menuju ke arah timur dan berakhir di lapangan tugu Selong yang terletak di sebelah barat kantor DPRD Kabupaten Lombok Timur.

Karnaval yang dilaksanakan 2 September 2024 itu sebenarnya bagian dari rangkaian kegiatan memperingati HUT RI 2024. Karnaval tersebut sebenarnya akan dilaksanakan pada bulan Agustus. Namun, karena satu dan lain alasan, pelaksanaannya melampaui bulan bulan kemerdekaan. 

Karnaval yang melibatkan ribuan orang itu menjadi semacam parade budaya Sasak karena peserta karnaval sebagian besar tampil dengan berbagai macam atribut budaya lokal. Di belakang pengusung jaran praja, terlihat pasukan pembawa tombak. Melihat pasukan ini imaginasi saya terbang ke masa lalu seakan menyaksikan tentara kerajaan yang sedang melangkah menuju medan perang untuk menghadapi musuh kerajaan.

Barisan paling panjang terdiri dari barisan perempuan yang mengusung dulang yang ditutup dengan tebolak beak di atas kepalanya. Peserta ini berasal dari siswa SD, SMP, guru, berbagai instansi, dan masyarakat luas. Tidak kurang dari tiga ribu pembawa dulang mengular di jalan utama kota kecil Pancor dan Selong. Sejumlah aparat keamanan diturunkan untuk mengatur jalannya karnaval. 

Dulang merupakan nampan yang digunakan sebagai wadah untuk menyajikan makanan. Dulang itu ditutup dengan tebolak beak, semacam tudung saji yang terbuat dari daun lontar dan dicat dengan warna warna merah.

Salah seorang remaja siswa SMP menjadi perhatian penonton dan sesama peserta. Mungkin karena gadis usia belasan itu menggunakan kostum yang terlihat unik (entah terbuat dari bahan apa). Dia tampil dengan sayap seperti ibu peri dalam cerita dongeng, melenggang dengan hati-hati, seakan takut sayapnya patah.

Di sela peserta karnaval ada pasangan pengantin di sebuah pelaminan yang ditempatkan pada kendaraan roda tiga. Sepanjang perjalanan pasangan pengantin itu tampak tersenyum bahagia sebagaimana pasangan pengantin di sebuah pelaminan sebenarnya. 

Di sepanjang jalan karnaval itu menjadi rangkaian tontonan hiburan bagi masyarakat Pancor dan Selong. Terlihat mereka begitu bersemangat dan bergembira melihat berbagai atribut peserta karnaval. 

Iringan peserta karnaval di bahu jalan dan penonton di kiri kanan jalan menciptakan interaksi kedua belah pihak. Sapaan penonton kepada peserta atau lambaian tangan peserta kepada penonton merupakan bentuk interaksi yang ditunjukkan sepanjang karnaval. 

Karnaval itu yang diinisiasi oleh pemerintah kabupaten Lombok Timur itu melibatkan semua isntansi pemerintah dan masyarakat luas.

Jalan kaki massal

Jika kembali kepada paragraf artikel ini, karnaval tersebut dapat disebut sebagai jalan kaki massal. Dari terminal bus Pancor peserta harus menempuh perjalanan dengan jalan kaki menuju Taman Tugu Selong sepanjang kurang lebih 3 km. Berdasarkan kalkulasi kasar rentang perjalanan itu membutuhkan sekitar 1.200 sampai 1.500 langkah kaki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun