Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Smartphone adalah Candu, Sebuah Kekhawatiran

17 Agustus 2024   20:08 Diperbarui: 17 Agustus 2024   20:42 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fakta di atas menunjukkan bahwa sebuah pengetahuan (keterampilan) dapat dikuasai oleh beberapa orang. Namun pengetahuan itu dapat digunakan dengan motivasi dan tujuan yang berbeda dan bertentangan.

Satu hal yang patut diingat bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat netral (Rahmat, dkk: 2015). Pengetahuan secara intrinsik tidak mengenal sifat-sifat baik atau buruk. Nilai pengetahuan ditentukan oleh manusia sebagai pemilik atau penggunanya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi diandaikan sebagai penerapan dari ilmu pengetahuan. Di satu sisi, teknologi tidak akan ditemukan tanpa kehadiran ilmu pengetahuan. Di sisi lain, ilmu pengetahuan tidak akan memberikan dampak signifikan tanpa penerapan (teknologi) 

Dengan memahami hubungan ini, kita dapat menyadari bahwa smartphone sebagai salah satu bentuk teknologi juga bersifat netral. Telepon pintar an sich tidak menawarkan manusia nilai apapun. Nilai kebermanfaatannya ditentukan oleh penggunanya. Smartphone akan bernilai manfaat jika digunakan sebagai media untuk belajar, berkomunikasi secara sehat dengan orang lain, atau sebagai media untuk menemukan kesehatan mental.

Pada ujung yang berlawanan, ponsel pintar akan mempengaruhi perilaku individu dan kebiasaan sosial kita ketika tenggelam dalam dunia online. Banyak orang tua mengeluh akibat pemakaian smartphone berlebihan oleh anak-anaknya---pola istirahat yang buruk, menyempitnya lingkungan sosial, kurangnya aktivitas fisik, sampai tidak fokus saat orang tua mengajak bicara, merupakan hal-hal yang kerap dikeluhkan. 

𝙎𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝘼𝙙𝙖 𝙆𝙚𝙠𝙝𝙖𝙬𝙖𝙩𝙞𝙧𝙖𝙣

Setiap teknologi baru muncul selalu diikuti dengan kekhawatiran. Pada masanya televisi pernah merasuki pikiran banyak pihak dengan berbagai kekhawatiran terhadap dampak yang dapat ditimbulkan. Orang-orang mengalami kepanikan dan khawatir dengan sejumlah tayangan tidak mendidik yang dihadirkan stasiun televisi. 

Smartphone menjadi teknologi paling intim hari ini, lebih intim dari pasangan intim. Ponsel pintar ada di saku. Kita menentengnya sambi melangkah, menggantungnya bersama tas kecil di pinggang, menempelkannya di wajah, dan menempatkannya di tempat yang mudah dijangkau saat tidur.

Dalam ponsel pintar ada dompet digital, daftar kontak keluarga dan sahabat. Smartphone adalah navigasi perjalanan, pasar online, menyimpan data pribadi, menghiburmu dengan lagu-lagu yang paling disukai. Smartphone memberikan kesempatan bersenang-senang melalui game, menjadi ruang untuk menunjukkan kegembiraan, kesedihan, dan kemarahan.

Smartphone lebih dari sekadar televisi yang memberimu informasi yang masih mengalami filter. Smartphone tidak. Kita dapat menjelajah kehidupan manusia dengan jangkauan hampir tanpa batas. Maka pantas saja ada kekhawatiran.

Orang-orang berhak khawatir atas penggunaan smartphone tetapi kita juga harus optimis karena manfaatnya yang begitu besar baik secara pribadi maupun sosial. Sekali lagi, ini sangat tergantung bagaimana kita memperlakukannya. 

𝙎𝙢𝙖𝙧𝙩𝙥𝙝𝙤𝙣𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙋𝙚𝙣𝙜𝙖𝙡𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙋𝙧𝙞𝙗𝙖𝙙𝙞 

Sebenarnya saya tidak memiliki pengalaman pribadi yang istimewa dalam penggunaan smartphone. Sama dengan orang kebanyakan, smartphone menjadi bagian dari keseharian saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun