Sebagai contoh, guru kelas 1 mengaku kesulitan mengarahkan perhatian peserta didik saat proses belajar. Guru lainnya memberikan solusi dengan memperbanyak aktivitas berupa permainan yang menarik yang disertai dengan contoh-contohnya.
Situasi itu menunjukkan bahwa peserta IHT lebih cenderung membawa pengalamannya dalam pelatihan. Dalam IHT berbagai kesulitan (tantangan dan hambatan) itu didsikusikan dalam rangka mencari solusi. Peserta lebih cenderung membawa pengalaman di kelas ke ruang IHT dan menghubungkannya dengan informasi baru.
3. Orang dewasa bersifat otonom dan dapat mengatur dirinya sendiri
Sifat otonom dalam pembelajaran orang dewasa merujuk pada kemampuan dan kemauan individu dewasa untuk mengarahkan dan mengatur proses belajar mereka sendiri. Orang dewasa tumbuh sebagai pribadi yang memiliki kematangan konsep diri yang bergerak dari ketergantungan menuju ke arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri. (Sumber laman Perpustakaan UT)
Dengan pertimbangan sifat otonom peserta, IHT memberikan kesempatan kepada peserta mengambil inisiatif untuk belajar tanpa perlu dorongan eksternal. Salah satu ciri otonom itu ditandai dengan kemampuan untuk menentukan sendiri tujuan dan metode pembelajaran.
Sifat otonom tersebut tampak dalam kegiatan IHT. Paling tidak, beberapa materi yang bersifat teoritis dalam IHT cenderung diabaikan. Peserta lebih fokus pada materi yang bersifat praktis terutama tentang praktek pembelajaran di kelas masing-masing. Ini juga terkait dengan kebutuhan belajar orang dewasa. Mereka lebih cenderung mempelajari masalah-masalah yang berkaitan secara langsung dengan pekerjaan dan kehidupan mereka.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa orang dewasa cenderung memilih tujuan dan materi pembelajaran, bahkan metode yang akan digunakan.
4. Orang dewasa belajar paling baik ketika aktif dalam proses pembelajaran
Orang dewasa cenderung aktif dalam proses pembelajaran. Pada umumnya, mereka lebih merasa nyaman menjadi subyek daripada sekadar hadir sebagai pendengar.
Kecenderungan ini mendorong kegiatan IHT melibatkan peserta secara maksimal dalam proses pembelajaran. Mereka diberikan keleluasaan dan mengambil kendali atas proses belajarnya.
Aktif dalam konteks ini sangat tergantung pada type peserta. Seorang peserta IHT hampir tidak pernah berbicara untuk menyampaikan permasalahannya atau menanggapi permasalahan peserta lain. Namun, saat mendapatkan tugas untuk menulis atau bekerja dalam kelompok dia akan melakukannya dengan baik.
Semua peserta diberikan kesempatan yang sama untuk berbicara, menyampaikan pengalaman di kelas masing-masing, melakukan peran-peran simulasi, mengambil peran dalam kelompok kecil, atau sekadar menuliskan harapan pada secarik kertas sticky note dan menempelkannya pada tempat yang disediakan. Semua itu merupakan bentuk keterlibatan peserta IHT dalan mengikuti kegiatan.
5. Orang dewasa belajar lebih efektif bila mendapat umpan balik dan penguatan pembelajaran yang tepat di waktu yang tepat
Efektivitas pembelajaran kerap tidak tercapai ketika proses komunikasi hanya berjalan monolog (satu arah). Pembelajaran akan menjadi sesuatu yang membosankan ketika peserta ditempatkan pada titik 3D (datang, duduk, dan dengar).