Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

1000 Dulang dalam Gebyar Sekolah Penggerak Lombok Timur (Sebuah Refleksi)

27 Mei 2024   20:31 Diperbarui: 28 Mei 2024   16:41 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang hangat, sehangat tangan dibenamkan di antara dua paha saat musim dingin. Matahari pukul delapan pagi terasa ramah menyapa Taman Rinjani Selong, Lombok Timur, Kamis, 16 Mei 2024.


Tabuh pasukan gendang beleq bertalu-talu di barisan terdepan. Pemainnya terdiri dari siswa SDN 1 Sepapan di Lombok Timur. Gendang beleq merupakan seni musik tradisional masyarakat Sasak yang konon paling dibanggakan. Disebut gendang beleq (gendang besar: Sasak) karena biasanya pemain paling menonjol terdiri dari penabuh gendang berukuran besar. Mereka biasanya berada di barisan terdepan mengusung alat musik pukul tersebut.

Masih dalam barisan gendang beleq, ada pemain cemprang, rincik, petuk (gong berukuran kecil), dan gong. Tiupan pereret (seruling) melengking menyatu dalam harmoni yang dihasilkan berbagai instrumen penghasil irama dari aksi para penabuh.

Berdiri di barisan terdepan, aksi para penabuh gendang beleq itu sekaligus memimpin parade Sekolah Penggerak Lombok Timur 2024. Parade itu tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan bertajuk Gebyar Sekolah Penggerak Angkatan I Lombok Timur.

Di belakang barisan gendang beleq ada barisan siswa berseragam Pramuka dan sekelompok siswa dengan kostum bela diri. Lebih ke belakang lagi tampak mengular barisan panjang siswa perempuan mengenakan busana tradisional Sasak. Pakaian ini berupa baju hitam tanpa lengan dengan kerah bentuk huruf "V". Bawahannya disebut bendang, terbuat dari kain dengan motif khas Suku Sasak yang dililitkan menutupi pinggang hingga pergelangan kaki. Dengan pakaian adat para siswa SD dan SMP menjunjung dulang di kepalanya. 

Di sela-sela pengusung dulang ikut pula siswa laki-laki, guru pendamping, komite, dan wali murid yang juga mengenakan pakaian tradisional. 

Diperkirakan seribu dulang dengan tebolak beak (tudung saji berwarna merah) sebagai penutupnya. Tidak saja siswa, beberapa sekolah berkolaborasi dengan ibu-ibu wali murid membawa dulang. Mereka bergabung bersama siswa dalam parade itu.

Dulang dalam tradisi masyarakat Sasak merupakan nampan untuk menyajikan makanan. Sajiannya bisa berupa nasi dan berbagai jenis masakan dengan bahan daging dan sayuran. Dulang juga berisi jajanan tradisional, atau buah-buahan. 

Dulang dapat ditemukan dalam berbagai kegiatan dan ritual budaya dan keagamaan. Masyarakat Sasak, sebagaimana komunitas pada umumnya, memiliki kegiatan budaya, seperti, acara begawe (pesta) nikah, sunatan, syukuran, atau gotong royong. Kegiatan-kegiatan itu identik dengan dulang dan isinya.

Dalam hari-hari besar keagamaan dulang juga menjadi bagian yang tak terpisahkan, seperti, Idulfitri, Iduladha, Maulidan, acara zikir (doa) bersama saat musibah kematian, dan sebagainya.

Dulang secara filosofis menyimbolkan kesejahteraan, rasa syukur, unjuk kebersamaan, dan saling berbagi. Kehadiran dulang menunjukkan suasana guyub, kemesraan sosial, dan kerukunan antar sesama. 

Di sela-sela barisan dulang itu, berbagai aksi atraktif siswa peserta parade ditampilkan. Ada drum band dan tongklek. Tiga siswa dan seorang guru dengan wajah dibalut masker putih, bibir dicat merah, dan celak hitam pada mata menjadi perhatian penonton.

Mereka memainkan seni pantomim sepanjang jalan. Tidak saja karena wajahnya yang jenaka tetapi interaksi bisu dengan penonton dan petugas keamanan sepanjang jalan mengundang senyum dan tawa.

Atraksi menarik lainnya di akhir parade adalah simulasi sorong serah aji krame. Ini merupakan tradisi serah terima pernikahan masyarakat Sasak secara adat. Proses sorong serah aji krame biasanya dilakukan oleh para pemuka adat dari masing-masing mempelai.

Sebuah sumber menyebutkan bahwa ritual sorong serah aji krame merupakan formalisasi pernikahan secara adat. Sorong serah aji krame menjadi puncak dari serangkaian proses pernikahan secara agama (ijab qabul) dan secara hukum negara (pencatatan di KUA).

Dilansir dari laman Pemprov NTB, sorong serah aji krame bertujuan mempublikasikan kepada masyarakat luas bahwa sebuah pasangan pengantin telah mengikuti rangkaian prosesi pernikahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tanpa paksaan. Pernikahan itu murni dilandasi rasa cinta dua individu yang saling membutuhkan.

Ritual adat ini merupakan permakluman kepada masyarakat luas bahwa mereka telah menjadi pasangan suami istri yang sah.

Kegiatan parade dimulai dari Taman Kota Rinjani Selong dan berakhir di kantor Bupati Lombok Timur. Parade tersebut berlangsung meriah. Hal ini ditunjukkan oleh kegembiraan dan semangat peserta, antusias masyarakat, dan dukungan Pemerintah Daerah Lombok Timur.

Kegiatan yang melibatkan ribuan peserta itu juga mengundang perhatian para kreator konten--Youtuber, Tiktoker, dan jurnalis media lokal. Mereka tampak sibuk berburu video dan gambar sebagai bahan konten.

Setelah kegiatan parade, tiga siswa perempuan pembawa acara mulai memandu acara pembukaan. Dengan busana tradisional Sasak, tiga pembawa acara belia itu menjalankan tugasnya dengan bahasa yang berbeda (bahasa Indonesia, inggris, dan Sasak). 

Layaknya pembawa acara profesional ketiga pembawa acara itu terlihat tampil maksimal menjalankan tugasnya. Untuk seumuran mereka, kemampuan berimprovisasi sebagai master of ceremony mungkin belum berkembang. Akan tetapi ketiganya mampu memperlihatkan bahasa tubuh yang positif. Sebagai pembawa acara mereka mampu menunjukkan intonasi, vokal yang jelas, dan tidak terbata-bata. Rupanya tiga perempuan belia itu cukup terlatih melakukan tugas sebagai pembawa acara.

Dalam pembukaan, lantunan ayat-ayat Al-Qur'an cukup memukau hadirin. Bacaannya yang fasih dan kemerduan suaranya membuat suasana hening. Semua hadirin seakan larut dalam setiap nada yang dihasilkan Qori'ah, seorang siswa dari sebuah sekolah dasar.

Dalam kesempatan itu ikut hadir Kepala BPMP NTB, Kepala BGP NTB, Kepala Kantor Bahasa NTB, Pejabat Bupati Lombok Timur, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur, Komite Sekolah dari masing-masing satuan pendidikan.

Seluruh rangkaian tersebut pada dasarnya merupakan unjuk kerja sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak Kabupaten Lombok Timur atas pencapaian dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Sekolah penggerak sebagai pioneer IKM ingin menunjukkan bahwa penerapan kurikulum merdeka mampu melahirkan peserta didik yang kreatif.

Dalam sambutannya pejabat Bupati Lombok Timur menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian yang telah ditunjukkan sekolah penggerak. Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur dan kepala BGP Nusa Tenggara Barat. 

Dalam kesempatan itu Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur memberikan penghargaan kepada satuan pendidikan pelaksana Program Sekolah Penggerak Angkatan I. Pemberian penghargaan tersebut dilakukan secara simbolik yang diwakili oleh Ketua Forum Sekolah Penggerak Angkatan I Kabupaten Lombok Timur.

Pentas merupakan rangkaian lain dari Gebyar Sekolah Penggerak Lombok Timur. Usai parade pasukan gendang beleq melanjutkan atraksi musikalnya di hadapan tamu undangan. Sejumlah siswa secara individu dan kelompok menunjukkan kebolehannya di atas teras kantor Bupati Lombok Timur yang telah didesain sebagai panggung pentas. 

Sekelompok siswa dengan kostum bela diri mempertontonkan gerakan-gerakan karate. Ada persembahan tari dari anak-anak TK/Paud dengan gerakan lucu dan menggemaskan. Siswa lainnya menunjukkan kemampuan olah vokal, pantomim, dan beberapa aksi lainnya.

Rangkaian lain dari keseluruhan kegiatan tersebut adalah pameran. Berbagai hasil karya siswa dipajang pada 7 stan yang disiapkan. 3 sampai 4 sekolah menggelar hasil karya siswa pada setiap stan. Setiap sekolah memamerkan hasil karya sesuai dengan kondisi sumber daya dan lingkungannya masing-masing.

Pentas seni dan pameran hasil karya tersebut merupakan produk dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila  (P5) dari masing-masing sekolah.

Catatan

Dalam konteks Implementasi Kurikulum Merdeka, kegiatan tersebut di atas dapat dipandang sebagai hal yang positif. Melalui ajang semacam itu sekolah dapat saling berbagi praktik, pengalaman, dan ide tentang proses pembelajaran atau aspek lainnya dalam pengelolaan pendidikan. Hal ini akan mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan tumbuhnya sikap inovasi dalam satuan pendidikan yang terlibat.

Adanya kolaborasi dan keterlibatan banyak pihak dalam kegiatan kolektif seperti di atas akan dapat meningkatkan ikatan yang kuat antar satuan pendidikan.

Hal ini dapat menciptakan peluang untuk memperluas jaringan sekolah dengan sekolah lain, organisasi pendidikan, dan profesional pendidikan. Pada saat yang sama akan memungkinkan terbangun komunitas pendidikan yang kuat dan berkelanjutan.

Kegiatan serupa juga dapat memberikan kesempatan bagi sekolah, guru, dan siswa untuk mendapatkan pengakuan atas pencapaian dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah masing-masing.

Sebagai catatan, kegiatan tersebut cenderung bersifat seremonial dan sementara. Di balik gemerlapnya kegiatan, kita kerap melupakan aspek lain yang lebih penting yaitu konsistensi dari nilai-nilai yang seharusnya ditumbuhkah dan dikembangkan pada satuan pendidikan. 

Kesuksesan P5, misalnya, bukan semata-mata tentang berapa besar kuantitas produk (keterampilan dan hasil karya) yang dapat ditampilkan. Hal yang lebih penting adalah bagaimana penerapan dan pembiasaan nilai-nilai pelajar Pancasila itu dapat memberikan dampak dalam keseharian warga sekolah. 

Lombok Timur, 27 Maei 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun