Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (Catatan 1)

23 Maret 2024   17:21 Diperbarui: 23 Maret 2024   17:30 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 1 Embung Kandong, Lombok Timur, 19/03/2024 (Dokpri)

Pagi yang cerah. Saya masih limbung dengan rasa kantuk. Semalam saya kurang tidur. Sebuah kebiasaan buruk yang agak sulit saya hindari saat Ramadhan.

Pagi itu Selasa, 19 Maret 2024, merupakan jadwal observasi pembelajaran sebagai bagian dari penilaian kinerja terhadap salah seorang guru yang mengajar di kelas 6 SD Negeri 1 Embung Kandong, Lombok Timur. Siswa akan belajar Matematika  dengan materi "menentukan letak suatu tempat pada gambar berpetak" atau "menentukan letak koordinat suatu tempat".

Saat saya memasuki ruang kelas, anak-anak berdiri dan memberikan salam di bawah komando ketua kelas. Mereka duduk kembali sambil mempersiapkan diri untuk belajar.

Setelah menjawab salam anak-anak itu, saya melangkah ke sisi belakang ruang kelas untuk mengambil tempat duduk di salah satu bangku kosong. Saya meletakkan laptop di atas meja, membukanya, mulai menyalakan, dan membuka file lembar penilaian untuk membuat catatan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran.

Proses observasi berjalan alami dan diupayakan tidak mempengaruhi proses pembelajaran. Kegiatannya dilakukan berdasarkan kesepakatan guru sebagai sasaran observasi dan kepala sekolah sebagai observer sekaligus penilai. Kesepakatan itu menyangkut waktu pelaksanaan, mata pelajaran, dan materi yang akan diajarkan. Kesepakatan penting dibuat agar guru dan kepala sekolah dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti proses observasi. Kedua belah pihak harus memiliki kesiapan yang sama untuk mendapatkan hasil observasi yang obyektif.

Tujuan observasi bukanlah untuk mencari-cari kesalahan dalam pembelajaran. Observasi ini pada dasarnya merupakan kegiatan supervisi pembelajaran dalam rangka penilaian kinerja terhadap guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah. Hasil observasi itu kemudian akan menjadi bahan diskusi untuk melaksanakan tindak lanjut dalam rangka perbaikan kualitas proses pembelajaran.

Sebelum pembelajaran dimulai guru mengajak siswa berdoa yang dipimpin salah seorang siswa. Tidak lupa juga guru memeriksa kehadiran siswa sebagai bagian dari kontrol terhadap displin siswa.

Sebagai catatan, peserta didik berangkat ke sekolah dalam keadaan pikiran dan perasaan yang berbeda-beda. Sebagian datang dengan bersemangat dan penuh kegembiraan. Sebagian sebaliknya, mereka mungkin saja datang ke sekolah dengan rasa sedih, was-was, atau sedang merasa tertekan. 

Saat siswa mulai belajar, penting bagi guru untuk mengetahui kondisi kenyamanan siswa. Untuk itu guru melakukan sebuah langkah sederhana untuk memahami kondisi psikologis. Untuk keperluan ini guru meminta siswa menggambar emoji pada kertas kosong yang dibagikan. Peserta didik diminta menggambar emoji yang mewakili perasaan mereka. Gambar yang dihasilkan mewakili perasaan yang beragam. Ini menunjukkan tingkat kesiapan peserta didik untuk belajar bervariasi. 

Semakin baik kondisi psikologis peserta didik semakin baik pula  kesiapan mereka untuk belajar. Untuk membangun kesiapan belajar peserta didik, guru melakukan ice breaking di awal pembelajaran. Ini bagian penting. Mengapa? Tujuannya untuk membantu peserta didik menghilangkan rasa sedih, was-was, atau rasa tertekan yang mereka rasakan. Ice breaking di awal pembelajaran dipercaya dapat membangun kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan permainan, kuis, menyanyi, atau kegiatan lain yang menantang.

Pada kegiatan awal guru menyampaikan topik pembelajaran, tujuan, dan manfaat mempelajari topik tersebut.  Bagian ini tidak dapat diabaikan agar siswa dapat menentukan target pembelajaran dan memahami perlunya menguasai topik pembelajaran.

Guru mulai masuk materi pelajaran dengan menggunakan tayangan proyektor yang menampilkan peta Indonesia. Peta tersebut dilengkapi dengan gambar berpetak. Peserta didik diminta mengamati letak beberapa kota di Indonesia. Saat siswa melakukan pengamatan, guru menanyakan letak lokasi beberapa kota berdasarkan petak dalam gambar. Hasil pengamatan dan tanya jawab itu membawa peserta didik pada pemahaman bahwa letak kota dapat ditentukan berdasarkan petak yang ada. 

Pemahaman itu membawa siswa lebih jauh untuk memahami tentang konsep garis pembentuk petak yaitu, garis vertikal dan garis horizontal. Garis-garis yang membentuk petak dalam gambar itu kemudian menggiring pemahaman siswa tentang titik koordinat sebagai acuan untuk menentukan sebuah lokasi atau titik pada gambar.

Untuk memberikan tantangan guru mengajak peserta didik melakukan permainan menentukan titik koordinat di papan tulis. Permainan itu dilakukan dengan membuat tiga titik koordinat dalam satu garis lurus pada gambar berpetak yang telah disiapkan. Urutan titik itu dapat dibuat lurus secara vertikal, horizontal, dan diagonal. 

Permainan ini dilakukan antar kelompok. Salah seorang anggota kelompok bertugas sebagai juru tulis di papan tulis. Anggota kelompok lainya mengamati, mendiskusikan, dan menyebutkan letak titik koordinat yang akan dibuat. Masing-masing kelompok  menuliskan titik koordinat dengan tanda yang berbeda, salah satu kelompok menggunakan huruf X dan kelompok lainnya menggunakan huruf O.

Secara bergantian setiap kelompok membuat satu titik koordinat. Misalnya, jika salah satu kelompok membuat tanda X pada salah satu titik koordinat, kelompok lain membuat tanda O di sekitar tanda X sebagai pernghalang agar tidak dapat membuat titik koordinat secara berurutan. Demikian seterusnya sampai salah satu kelompok dapat membuat tiga titik koordinat secara berurutan. Kelompok ini akan keluar sebagai pemenang.

Permainan ini terlihat cukup menarik dan menyenangkan. Setiap kelompok tidak hanya ditantang membuat titik koordinat secara berurutan dalam satu garis lurus tetapi harus dapat menyebutkan nama titik koordinatnya.

Permainan lainnya guru menggunakan ubin atau keramik ruang kelas permukaan berpetak. Deretan ubin dari muka ke belakang berfungsi sebagai garis vertikal dan deretan ubin ke samping berfungsi sebagai garis horizontal.

Masih secara berkelompok, peserta didik ditugaskan untuk menentukan letak koordinat tempat duduk siswa. Untuk membuat permainan ini lebih menarik, guru menggunakan aplikasi lucky spin yang berisi nama-nama siswa. 

Aturan mainnya dilakukan dengan memutar lucky spin itu untuk menentukan secara acak nama siswa yang akan menjadi sasaran penentuan letak titik koordinat. Masih dalam kegiatan kelompok, setiap kelompok menentukan letak koordinat temannya secara bergiliran dalam jangka waktu tertentu. Di akhir permainan, setiap kelompok membacakan nama siswa dan letak koordinatnya berdasarkan deretan ubin yang ada.

Permainan-permainan dalam proses pembelajaran tersebut memberikan motivasi dan semangat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran secara penuh. Tingkat keterlibatan setiap peserta didik juga cukup tinggi. Variasi kegiatan dalam proses pembelajaran mendorong suasana kelas lebih hidup penuh kegembiraan.

Di akhir proses pembelajaran guru melakukan asesmen untuk mengukur pemahaman peserta didik. Secara kesluruhan proses pembelajaran telah membuat peserta didik mengalami keterlibatan yang cukup baik. Pembelajaran menjadi lebih berwarna dan peserta didik menunjukkan perhatian yang maksimal, belajar tanpa tekanan, dan suasana pembelajaran tampak menyenangkan. Setidaknya itulah yang terlihat berdasarkan hasil observasi.

Lombok Timur, 23 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun