Pada episode yang lebih lampau, tampak pula rekaman kenangan ibu yang lain. Sejak kecil saya sudah melihat ibu jualan keliling. Lalu memilih membuka lapak di beberapa tempat. Ibu dengan sangat ramah melayani para pembeli. Ibu juga sangat teliti mencatat pembeli yang berhutang dan menandai catatan itu jika telah lunas.
"Saya selalu mencatat setiap orang yang berhutang. Kalau sudah bayar saya coret," begitu Ibu menjelaskan kepada seorang ibu yang dikenal bandel dalam hal hutang. Ibu menunjukkan catatannya mengaku sudah bayar hutang suatu hari.
Satu dua pelanggan Ibu memang nakal. Namun, ibu selalu berfikir positif.
"Mungkin belum ada uang," katanya.
Kesibukan Ibu membuat pikiran kanak-kanak saya sering menggerutu karena selalu ditinggal ibu setiap hari. Kadang timbul rasa kesal karena merasa kurang mendapatkan perhatian.
Pikiran itu kemudian memudar hari demi hari. Memasuki fase remaja dan lebih dewasa, saya baru menyadari bahwa apa yang ibu lakukan tidak lain untuk kepentingan keluarga, membantu Ayah mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
Lombok Timur, 26 Februari 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI