Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Upaya Sederhana Membangun Kepercayaan Masyarakat terhadap Sekolah

19 Februari 2024   09:30 Diperbarui: 20 Februari 2024   01:11 3342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan dengan walimurid sebagai upaya membangun kepercayaan masyarakat terhadap sekolah/Dokpri

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian anak-anak. Sekolah menjadi salah satu lembaga penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, tingkah laku dan tata krama, hingga karakter kepribadian. 

Peran sekolah tersebut menempatkannya menjadi tumpuan pemerintah dan masyarakat dalam memberikan layanan kepada anak-anak pertiwi sebagai pemegang estafet kehidupan berbangsa di masa depan. Hal ini dapat dipahami mengingat di pundak anak-anak hari inilah nasib bangsa ini ditentukan pada episode yang akan datang.

Fungsi itu juga membuat sekolah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan orang tua peserta didik. Sekolah menjadi pilihan utama untuk menitipkan anaknya agar mendapatkan pelayanan pendidikan yang diharapkan.

Harus diakui bahwa pelayanan pendidikan atau pembelajaran di setiap sekolah berbeda-beda. Ada sekolah yang secara serius menjalankan fungsi pendidikannya untuk menghasilkan output yang diharapkan. 

Namun ada pula sekolah yang tidak maksimal memberikan pelayanan kepada peserta didiknya sehingga membuat sekolah yang bersangkutan kehilangan kepercayaan dari orang tua dan masyarakat sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan orang tua memilih sekolah lain yang dipandang lebih menjamin kualitas pelayanan pendidikan terhadap anak-anaknya.

Banyak contoh kasus dimana orang tua memasukkan anaknya ke sekolah lain padahal ada sekolah yang lebih dekat dari rumahnya. Fakta ini terjadi karena rendahnya kepercayaan orang tua terhadap sekolah yang bersangkutan. Rendahnya kepercayaan tersebut bisa jadi karena sekolah kurangnya penerapan disiplin, proses pembelajaran yang kurang efektif, atau kurangnya pelayanan lain yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang.

Pertengahan tahun 2019, saya mulai bertugas di SD Negeri 1 Embung Kandong, yang terletak di sebuah pinggir sebuah perkampungan kecil bernama Keselet, Desa Embung Kandong, Kecamatan Terara, Lombok Timur.

Memasuki masa-masa awal bertugas di sekolah ini saya mendapatkan tantangan yang cukup besar dengan permasalahan yang tergolong kompleks.

Permasalahan yang paling nyata pada hari pertama kedatangan saya adalah permasalahan lingkungan sekolah yang tampak kumuh. Salah satu sisi halaman sekolah tampak semrawut karena digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Tidak saja warga sekolah yang membuang sampah di tempat itu tetapi juga masyarakat sekitar dan pedagang keliling yang datang ke sekolah.

Permasalahan lainnya adalah tingkat disiplin warga sekolah yang terkesan kacau. Ini terlihat dari tingginya tingkat ketidakhadiran siswa. Di tahun pertama, bahkan, saya sendiri pernah langsung menjemput salah seorang siswa yang tidak masuk sekolah padahal ujian sekolah sedang berlangsung.

Rendahnya displin tersebut terlihat dari lemahnya efektivitas proses pembelajaran. Waktu belajar dan istirahat tidak terkelola dengan baik. Jam istirahat sering molor sehingga menyebabkan jadwal pembelajaran tidak terlaksana secara akurat.

Pelayanan pembelajaran juga hanya terbatas pada kegiatan pembelajaran intrakurikuler. Kalaupun ada kegiatan lain di luar pembelajaran hanya dilakukan pada waktu tertentu saja.

Faktor-faktor di atas, berdasarkan pengamatan saya, membuat sekolah saat itu terkesan kurang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sejumlah orang tua memilih memasukkan anaknya ke sekolah lain yang ada di sekitarnya.

Kondisi itu membuat saya  berpikir bahwa diperlukan strategi yang tepat sehingga memungkinkan pulihnya kepercayaan masyarakat kepada sekolah.

1. Penegakan disiplin sekolah

Disiplin pada umumnya meliputi ketaatan terhadap peraturan atau norma positif yang berlaku di lingkungan sekitar. Dalam ungkapan yang berbeda disiplin terkait dengan tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Ini merupakan sikap moral yang menempati aspek fundamental dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Dari aspek inilah sekolah sebagai lembaga pembentuk karakter mulai melakukan perubahan. Disiplin itu dimulai dengan upaya perubahan perilaku yang berhubungan dengan kehadiran warga sekolah tepat waktu, pengaturan waktu belajar sesuai jadwal, menggunakan pakaian sesuai peraturan, pelaksanaan upacara bendera secara rutin pada hari pertama setiap minggu, dan beberapa hal lain yang tampak sederhana tetapi bersifat mendasar.

Upaya penegakan disiplin tersebut merupakan pilihan utama dalam membangun citra sekolah yang positif di mata orang tua dan masyarakat. 

2. Memilih kegiatan yang menarik

Untuk membangun kepercayaan masyarakat tidak cukup hanya dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Sekolah menawarkan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berekspresi melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan pembentukan sanggar. Di sanggar ini peserta didik dapat memilih beberapa kegiatan seni sesuai dengan minat mereka.

Aktivitas sanggar itu membuat sekolah menjadi lebih hidup dengan kegiatan yang terjadwal di luar jam belajar rutin. Bentuk kegiatan itu pada dasarnya kegiatan yang lumrah dan tidak ada yang bersifat baru. Hanya saja karena sebelumnya sekolah tidak pernah melakukannya, kegiatan itu menjadi sesuatu yang menarik bagi siswa dan masyarakat sekitarnya.

Adanya kegiatan tersebut dapat memperbaiki image sekolah dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap kinerja sekolah.

3. Membangun komunikasi dengan masyarakat

Masyarakat dan orang tua merupakan komponen yang memiliki kepentingan terhadap sekolah. Hal ini menuntut adanya jalinan hubungan yang lebih dekat dan bersahabat antara sekolah dengan masyarakat, orang tua dan stakeholder setempat.

Untuk itu sekolah berusaha menciptakan komunikasi yang lebih intens dengan orang tua dan masyarakat. Secara umum komunikasi itu dibangun melalui rapat-rapat rutin untuk sebagai media sosialisasi program. Sekolah juga berupaya melibatkan masyarakat dalam kegiatan sekolah yang bersifat seremonial, misalnya dalam acara kenaikan kelas atau peringatan hari-hari besar keagamaan.

4. Penataan lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang dikelola dengan baik merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan parameter bahwa sekolah tersebut memiliki manajemen yang baik pula. Kehadiran lingkungan yang nyaman dan bersih akan memotivasi kehadiran peserta didik ke sekolah.

Pentingnya lingkungan sekolah yang nyaman menuntut sekolah melakukan penataan sederhana. Area yang tadinya digunakan sebagai pusat penimbunan sampah, misalnya, ditata menjadi taman sekolah sehingga warga sekolah dan masyarakat tidak lagi membuang sampah di tempat tersebut.

Adanya lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman mendorong tumbuhnya kepercayaan masyarakat dan orang tua terhadap sekolah. Sebaliknya sekolah dengan lingkungan kurang terawat akan menurunkan kepercayaan masyarakat dan orang tua kepada sekolah.

Upaya perubahan yang telah dilakukan sedikit demi sedikit dapat membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap kinerja sekolah. Citra sekolah menjadi lebih positif dengan adanya perubahan disipin, berbagai kegiatan yang dilakukan sekolah, komunikasi yang lebih intens dengan orang tua dan masyarakat, dan penataan lingkungan sekolah yang lebih baik.

Indikator kepercayaan tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa baru setiap tahunnya. Peningkatan itu tidaklah terlalu siginifikan karena sumber siswa baru di desa kecil itu memang terbatas. Indikator lainnya adalah pandangan masyarakat sekitar melalui tanggapan yang lebih positif tentang citra sekolah.

Lombok Timur, 19 Februari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun