Rendahnya displin tersebut terlihat dari lemahnya efektivitas proses pembelajaran. Waktu belajar dan istirahat tidak terkelola dengan baik. Jam istirahat sering molor sehingga menyebabkan jadwal pembelajaran tidak terlaksana secara akurat.
Pelayanan pembelajaran juga hanya terbatas pada kegiatan pembelajaran intrakurikuler. Kalaupun ada kegiatan lain di luar pembelajaran hanya dilakukan pada waktu tertentu saja.
Faktor-faktor di atas, berdasarkan pengamatan saya, membuat sekolah saat itu terkesan kurang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sejumlah orang tua memilih memasukkan anaknya ke sekolah lain yang ada di sekitarnya.
Kondisi itu membuat saya  berpikir bahwa diperlukan strategi yang tepat sehingga memungkinkan pulihnya kepercayaan masyarakat kepada sekolah.
1. Penegakan disiplin sekolah
Disiplin pada umumnya meliputi ketaatan terhadap peraturan atau norma positif yang berlaku di lingkungan sekitar. Dalam ungkapan yang berbeda disiplin terkait dengan tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Ini merupakan sikap moral yang menempati aspek fundamental dalam menjalani kehidupan sehari-hari.Â
Dari aspek inilah sekolah sebagai lembaga pembentuk karakter mulai melakukan perubahan. Disiplin itu dimulai dengan upaya perubahan perilaku yang berhubungan dengan kehadiran warga sekolah tepat waktu, pengaturan waktu belajar sesuai jadwal, menggunakan pakaian sesuai peraturan, pelaksanaan upacara bendera secara rutin pada hari pertama setiap minggu, dan beberapa hal lain yang tampak sederhana tetapi bersifat mendasar.
Upaya penegakan disiplin tersebut merupakan pilihan utama dalam membangun citra sekolah yang positif di mata orang tua dan masyarakat.Â
2. Memilih kegiatan yang menarik
Untuk membangun kepercayaan masyarakat tidak cukup hanya dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Sekolah menawarkan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berekspresi melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan pembentukan sanggar. Di sanggar ini peserta didik dapat memilih beberapa kegiatan seni sesuai dengan minat mereka.
Aktivitas sanggar itu membuat sekolah menjadi lebih hidup dengan kegiatan yang terjadwal di luar jam belajar rutin. Bentuk kegiatan itu pada dasarnya kegiatan yang lumrah dan tidak ada yang bersifat baru. Hanya saja karena sebelumnya sekolah tidak pernah melakukannya, kegiatan itu menjadi sesuatu yang menarik bagi siswa dan masyarakat sekitarnya.
Adanya kegiatan tersebut dapat memperbaiki image sekolah dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap kinerja sekolah.
3. Membangun komunikasi dengan masyarakat
Masyarakat dan orang tua merupakan komponen yang memiliki kepentingan terhadap sekolah. Hal ini menuntut adanya jalinan hubungan yang lebih dekat dan bersahabat antara sekolah dengan masyarakat, orang tua dan stakeholder setempat.